Ada salah satu hal menarik yang disampaikan AKBP Dini dalam materinya. Yakni, tentang tantangan terberat bagi penyidik saat ini.
"Tantangan terberat bagi seorang penyidik adalah semakin berkembangnya modus tindak pidana narkotika," ujar AKBP Dini.
Dijelaskannya, kejahatan narkoba adalah extraordinary crime atau kejahatan luar biasa dengan modus yang selalu berubah-ubah.
"Dulu penjualan dilakukan secara face to face atau bertemu langsung. Namun sekarang modus yang paling populer adalah sistem tempel," kata AKBP Dini.
Dulu, sambungnya, saat membawa narkoba dalam jumlah besar dipilih lewat bandara. "Tapi sekarang di saat pengamanan bandara semakin ketat, maka dipilihlah jalur lain. Misalnya jalur perairan yang tidak tersentuh," ucapnya.
Pun halnya dengan cara distribusi narkoba. Dulu dibawa langsung, adapun sekarang disembunyikan di ban serep, di dalam makanan, atau barang-barang tertentu yang di luar dugaan.
Disinggung tentang modus yang paling banyak terjadi di Jawa Barat, AKBP Dini menyebutkan sistem tempel masih yang paling banyak digunakan.
"Jabar ini tempat konsumsi, beda dengan Sumatera sebagai lintasan atau puntu masuk narkoba dari luar. Modus yang sering terjadi sistem tempel," kata AKBP Dini.
Sementara itu, Kapolres Indramayu AKBP Hafidh S Herlambang melalui Paur Humas Ipda Agus Setiawan menyebutkan, pelatihan peningkatan kemampuan penyidik Satresnarkoba menjadi hal penting dilaksanakan.
"Penyidik harus didukung dengan pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang baik. Sehingga diharapkan output yang dihasilkan sesuai dengan target dan outcome yang diperoleh berhasil menurunkan keluhan dan klaim dari masyarakat," ucapnya.
Laporan : (Rudy/Red)
