IRFAN M YUSUP
SEMESTER V (LIMA)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
Participatory action research (PAR) adalah suatu cara membangun jembatan untuk menghubungkan orang. Jenis penelitian ini adalah suatu proses pencarian pengembangan pengetahuan praktis dalam memahami kondisi sosial, politik, lingkungan, atau ekonomi, PAR adalah suatu metode penelitian dan pengembangan secara partisipasi yang mengakui hubungan sosial dan nilai realitas pengalaman pikiran dan perasaan kita.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang terjangkit pandemi Covid-19 virus 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan virus corona akut 2 (SARS-CoV-2) sehingga berdampak pada masyarakat dan siswa tidak bisa bertemu langsung diekolah atau di tempat umum. Berdasarkan penelitian Nielsen yang berjudul “race Against Virus, Respons konsumen Indonesia terhadap COVID-19” mengungkapkan bahwa sebanyak 50% masyarakat indonsia mulai mengurangi aktivitas di luar rumah, dan 30% di antaranya menyatakan berencana untuk berbelanja lebih banyak sering online. Begitu juga dengan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dari rumah bahkan pekerjaan dilakukan dari rumah dengan tujuan untuk mengurangi wabah Covid-19.
Akibat dari pandemi covid-19 ini, menyebabkan diterapkannya berbagai macam cara untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 di Indonesia. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah di Indonesia salah satunya dengan menerapkan himbauan kepada masyarakat agar melakukan physical distancing yaitu himbauan untuk menjaga jarak diantara masyarakat, menjauhi aktifitas dalam segala bentuk kerumunan, perkumpulan, dan menghindari adanya pertemuan yang melibatkan banyak orang. Upaya tersebut ditujukan kepada masyarakat agar dapat dilakukan untuk memutus rantai penyebaran pandemi covid-19 yang terjadi pada saat itu.
Pemerintah menerapkan kebijakan yaitu work home (WFH). Kebijakan ini merupakan upaya yang diterapkan kepada masyarakat agar dapat menyelesaikan segala pekerjaan di rumah. Pendidikan di Indonesia pun menjadi salah satu bidang yang terdampak akibat adanya covid-19 tersebut. Dengan adanya pembatasan interaksi, kementrian pendidikan di indonsia juga mengeluarkan kebijakan yaitu dengan melibatkan sekolah dan mengganti proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan menggunakan system dalam jaringan (daring). Dengan menggunakan system pembelajaran secara daring ini, terkadang muncul berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru, seperti materi pelajaran yang belum slesai disampaikan oleh guru kemudian guru menggantinya dengan tugas lainnya. Hal tersebut menjadi keluhan bagi siswa karena tugas yang diberikan oleh guru lebih banyak.
Dan juga yg terjadi seperti pendidikan yang ada di lingkungan saya sendiri di kp. Rawa kec.Cikalongkulon seperti di tingkat SD disini yang memang menjadi suatu kebiasaan dengan anak yang pada saat iu belajar menggunakan handepone di rumah dan kebiasan itu menjadi suatu kejelekan mengapa karna banyak anak-anak yang sekarang dengan situasi yang sudah baik dan bisa untuk tatap muka sekarang menjadi anak malas untuk pergi belajar ke sekolah dan inginnya diam di rumah memainkan hanpone dan juga itu pun bukan untuk belajat tetapi untuk memainkan game itulah yang menjadi akibat atau dampak covid-19 ini. Dan juga pada saat pembelajaran online sangatlah banyak kendala seperti dalam hal kuota dan juga bahkan ada juga orang tua yang belum memunyai alat komunikasi yaitu handephone yang memang disini kebanyakan orang yang tingkat ekonominya yang bisa di bilang kurang baik sehingga menjadi suatu permasalahan atau kendala dalam sistematika yang di terapkan di masa covid-19 ini.
Disinilah pentingnya suatu participatory action research (PAR) yang memang membantu mengetahui permasalahan dan memudahkan menemukan suatu jalan keluar agar siswa ataupun masyarakat mendapatkan pendidikan yang layak serta mampu memperdayakan masyarakat pada pendidikan yang baik, Seperti halnya Implementasi program participatory action Research (PAR) dalam kegiatan membangun pendidikan karakter sudah dilakukan dengan berbagai kegiatan. Diantara nya adalah melalui kegiatan penyadaran pendidikan melalui pembelajaran dalam sekolah. Guru dan orang tua merundingkan permasalahan-permasalahan yang terdapat pada siswa terkait pendidikan karakter. Setelah itu guru dan dan orang tua pun membuat rencana untuk menanamkan pendidikan karakter terhadap anak.
Harapannya untuk kedepan supaya bisa kembali normal dengan semestinya yang bisa membuat para siswa untuk bisa nyaman dan bersemangat kembali dalam mencari ilmunya dan juga bisa menjadi siswa/i yang menjadi calon-calon orang hebat dan berakhlaka mulia.