 |
| Jembatan Sungai Cimaragang penghubung antara Desa Gelarpawitan, Kecamatan Cidaun dengan Desa Neglasari Kecamatan Naringgul, Kecamatan Naringgul dikerjakan secara gotong royong oleh masyarakat dan Pemdes Gelarpawitan. Jembatan dibangun atas donasi dari YBM PLN UID Jabar, YBM BRIlian, Komunitas Double Cabin id Bandung, Sinergi Foundation dan MQU-Pes. |
NETSEMBILAN.COM | CIANJUR - Masyarakat Desa Gelarpawitan akhirnya bisa bernafas lega setelah Yayasan Baitul Mal Perusahaan Listrik Negara Unit Induk Daerah (YBM PLN UID) Jawa Barat, YBM BRIlian, Komunitas Double Cabin id Bandung, sinergi FOUNDATION dan MQU-Pes, bersama sama memberikan donasi untuk pembangunan Jembatan Cimaragang, penghubung antara Desa Gelarpawitan, Kecamatan Cidaun dengan Desa Neglasari Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur.
"Alhamdulillah donasi ini sangat berarti sekali bagi kami," ujar Kepala Desa Gelarpawitan, Heri Kuswanto kepada netsembilan.com. Kamis (28/07/2022).
Heri menjelaskan, jembatan yang berlokasi di Kampung Datar Bolang, RT.091 RW.008, dibangun gotong royong oleh masyarakat dan Pemerintah Desa ini berukuran panjang 24 M dan lebar 4 meter. Jumlah yang dipekerjakan tidak dibatasi, hanya saja memakai sistem bergilir antar kampung yang ada.
"Donasinya tidak termasuk upah kerja. Jadi masyarakat dan pihak desa yang melaksanakan dengan sukarela. Pihak donator hanya menyiapkan dana untuk bahan saja," jelas Heri.
Lalu, sambung Heri, sebagai jaminan jembatan yang dibangun harus memenuhi standar dan kualitas yang baik, ada pihak konsultan yang disediakan. Tugas konsultan ini adalah menyiapkan perencanaan, menggambar dan memberitahukan apa yang harus dilakukan masyarakat pekerja dilapangan.
"Soal besaran donasinya tidak dicantumkan. Hanya dijamin sampai selesai dan jembatan bisa dipergunakan," imbuhnya.
Menurutnya, bila Jembatan Sungai Cimaragang ini selesai dibangun, maka masyarakat Desa Gelarpawitan tidak akan lagi kesulitan untuk berinteraksi dengan masyarakat luar, khususnya jalur menuju ke Kecamatan Naringgul. Jembatan ini pula yang akan menormalkan akses ekonomi, sosial dan budaya masyarakat.
"Minimal, kalau ada akses roda empat bisa masuk wilayah Desa Gelarpawitan, otomatis harga kebutuhan masyarakat tidak terlalu mahal. Dan hasil bumi masyarakat desa bisa terjual dengan harga normal," tutup Heri. (Ruslan Ependi)
