NETSEMBILAN.COM | CIANJUR - Seluruh Dinas, Badan, Lembaga dan Kantor (Dibaleka) Kabupaten Cianjur kembali menerapkan sistem Work For Home bagi para stafnya pasca terjadinya bencana gempa 5,6 Mag kemarin (21/11/2022). Hal tersebut dilakukan disebabkan beberapa kantor intansi mengalami kerusakan parah yang tidak mungkin digunakan.
"Kerusakan parah kantor kami sangat membahayakan keselamatan jiwa. Makanya kami sepakat menerapkan sistem WFH," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Cianjur, Eri Rirandiar ditemani Kepala Bidang Preservasi Jalan, Yayan, kepada netsembilan.com, Selasa (22/11/2022).
Menurutnya, semua pekerjaan kantor tidak akan ada yang terbengkalai bila menggunakan sistem WFH. Terutama menyangkut pelayanan administrasi semua kegiatan pembangunan infrastruktur.
"Dan semua pekerjaan infrastruktur yang dilaksanakan oleh pihak kontraktor tetap berjalan dengan baik, " katanya.
Menyangkut kerugian material yang dialami Dinas PUTR, Eri belum bisa menentukan nilainya. Yang disaat kejadian terjadinya gempa kemarin, tidak ada jatuh korban jiwa.
"Sementara kerusakan yang dialami diperkirakan 10%," tutur Eri.
Namun demikian, lanjutnya, 10% ini kondisinya yang paling parah, berada pada atap dan lantai dua gedung Dinas PUTR. Hal ini sangat membahayakan. Bahkan terdapat atap yang terbelah.
"Akan dilakukan kajian apakah kondisi ini memungkinkan untuk dipakai atau bagaimana. Soalnya dikhawatirkan masih terus terjadi gempa susulan. Tadi pagi saja terjadi gempa lagi," sambungnya.
Eri menegaskan, walapun dalam kondisi darurat kerja, pihaknya siap melaksanakan intruksi Bupati Cianjur, Herman Suherman untuk mengkoordinir penanganan darurat kebencanaan. Dan Dinas PUTR berada di divisi rehabilitasi infrastruktur.
"Makanya kita akan mendata infrastruktur dan dimana saja yang harus segera ditangani," pungkasnya. (Ruslan Ependi)