KH. Cepy Hibbatullah, Pengasuh Ponpes Hibbatusadiyyah menjadi korban penganiayaan saat melakukan takziyah ke rumah almarhum H. Ahmad Nasih. Pelaku diduga adalah anak-anak almarhum. |
NETSEMBILAN.COM | CIANJUR - Kasus penganiayaan yang terjadi pada senin malam Tanggal 7 November 2022 kemarin terhadap KH. Cepy Hibbatullah (42), pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Hibbatusadiyyah, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, dipastikan akan berlanjut proses hukumnya. Hal ini dikarenakan sebagian masyarakat dan santri merasa kejadian tersebut tidak terjadi lagi. Diduga, para pelaku adalah anak-anak dari almarhum H. Ahmad Nasih bin Ahmad Yunus.
"Kita akan minta pihak desa untuk memanggil terduga para pelaku dan menanyakan kenapa perbuatan biadab terebut dilakukan," ujar salah seorang warga masyarakat setempat, Lili Sadili (43) kepada netsembilan.com, Rabu (09/11/2022).
Lili menjelaskan, dirinya bersama beberapa Anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) memang datang bersama KH. Cepy Hibbatullah melayat ke rumah pelaku karena ayahnya yang bernama H. Ahmad Nasih hin Ahmad Yunus meninggal. Namun, sesampainya di dalam rumah, perilaku anak-anak almarhum malah beringas dan melakukan penganiayaan terhadap KH. Hibbat.
"Disaat kejadian, kami yang bersama KH. Hibbat tidak ikut masuk. Baru setelah para ibu - ibu yang sama bertakziah disana pada berteriak, nangis dan melindungi KH. Hibbat, kami berusaha merangsek masuk juga. Namun, dihalangi oleh salah seorang anggota keluarga almarhum, " jelas Lili.
Akhirnya, lanjut Lili, saya dan anggota banser cuma bertindak melindungi korban saja. Dari cerita saksi mata yang lain, KH. Hibbat mendapatkan beberapa tendangan dari anak-anak almarhum dan didorong kuat agar keluar dari rumah duka. Selain itu juga terlontar kalimat - kalimat kotor kepada korban.
"Bahkan orang yang mencegah kami masuk ke rumah juga berkata agar kami menyelematkan KH. Hibbat, Ponpes Hibbatusadiyyah dan para santri saja. Soal na anak-anak almarhum pada ada semua ditakutkan akan melakukan penyerangan lanjutan," tambahnya.
Lili merasa bingung dengan latar belakang penganiayaan tersebut karena sejauh yang diketahuinya, KH. Cepy Hibbatullah tidak pernah membuat masalah dengan siapapun. Bahkan perilakunya selalu baik dan berusaha menjadi guru ngaji dan pengayom di masyarakat Kampung Tegal Deukeut, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur.
"Kiayi kami memang pemaaf sifatnya, namun kami wajib memastikan para pelaku agar tidak mengulang perbuatannya dikemudian hari. Dan kami akan klasifikasi kenapa sampai tega menganiaya seorang guru ngaji. Bila perlu, hingga proses hukum pun siap kami tempuh untuk menjaga marwah seorang Kiayi, " tandasnya
Sedangkan Irfan Hilmi, selaku keponakan Almarhum H. Ahmad Nasih dan saudara kakak sepupu pelaku, tidak memberikan keterangan saat dikonfirmasi menyangkut persoalan ini. (Ruslan Ependi)