NTT--Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi dengan angka stunting tertinggi secara nasional pada 2021, menurut laporan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan. Tercatat, angka prevalensi di provinsi tersebut sebesar 37,8%.
Komitmen Agustinus Nahak untuk persoalan stunting dengan penerapan pemberian asupan makanan kepada ibu hamil termasuk sarapan pagi bagi anak-anak dengan asupan bergizi dan seimbang
Ia juga akan sosialisasiakan kepada seluruh masyarakat Malaka terkait stunting dan tidak hanya Kabupaten Malaka akan tetapi masyarakat di daerah pemilihan (Dapil) NTT II meliputi Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, Kabupaten Kupang, Kabupaten Rote Ndao, dan Kota Kupang.
"Persoalan stunting di NTT menjadi prioritas utama untuk diselesaikan pemerintah, hal ini karena erat kaitannya dengan kualitas generasi masa depan. "Jelas Agustinus Nahak kepada wartawan di Malaka NTT, Selasa (22/3/2023)
"Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, angka prevalensi stunting di NTT berada pada posisi 37,8 persen6 atau yang tertinggi dari seluruh provinsi di Tanah Air. Persentase tersebut juga masih di bawah angka stunting nasional, yaitu 24,4 persen.
Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, angka prevalensi stunting di NTT berada pada posisi 37,8 persen atau yang tertinggi dari seluruh provinsi di Tanah Air. Persentase tersebut juga masih di bawah angka stunting nasional, yaitu 24,4 persen. "Tandas Agustinus Nahak
"Angka prevalensi stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga saat ini masih tergolong tinggi. Salah satu penyebabnya adalah kekurangan asupan gizi. "Lanjutnya
"Merespons hal itu, Agustinus Nahak menggarisbawahi akan urgensi asupan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Adapun 1.000 HPK merupakan periode penting bagi tumbuh kembang anak yang dimulai sejak janin terbentuk, masa kehamilan, hingga anak berusia dua tahun. "Tegas Agustinus Nahak
Lipsus: JL