Jakarta--Fahri Lubis selaku komandan Hizbullah komit untuk berjuang bahkan rela menginap di rumah rakyat gedung DPR, DPD, dan MPR RI bersama Forum Generasi Penerus Negara Kesatuan Republik Indonesia
"Kita sudah melakukan pertemuan dengan Ketua DPD RI La Nyala Matalitti dan semua yang kita perjuangkan yaitu kembali ke Undang-Undang Dasar 1945 asli telah dibicarakan panjang lebar. Ketum DPD RI akan berjuang secara konstitusi dari dalam dan kita akan berjuang di luar tapi tujuan sama. " Jelas Fahri Lubis kepada awak media di Jakarta, Rabu (9/8/2023)
Untuk diketahui Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengatakan kembali ke UUD 45 naskah asli yang kemudian dilakukan penyempurnaan dengan cara adendum adalah salah satu cara mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
LaNyalla menegaskan, keadilan sosial sulit diwujudkan karena oligarki mampu menguasai dan mendominasi simpul-simpul kekuasaan negara.
"Mengapa itu bisa terjadi? Karena perubahan Konstitusi tahun 1999 hingga 2002 telah membuka peluang terjadinya dominasi segelintir orang untuk menguasai dan menguras kekayaan negara ini," tukasnya
"Saya sudah keliling ke 34 Provinsi di Indonesia dan lebih dari 300 Kota dan Kabupaten di Indonesia. Saya menemukan satu kesimpulan, mengapa hampir semua permasalahan di daerah sama. Mulai dari persoalan sumber daya alam daerah yang terkuras, hingga kemiskinan struktural dan indeks kemandirian fiskal daerah yang jauh dari kata mandiri. Ternyata akar persoalannya ada di wilayah hulu yaitu ketidakadilan sosial," kata dia.
Fahri Lubis menegaskan untuk pembenahan maupun koreksi dari hulu ke hilir satu satunya jalan yaitu kembali ke UUD 1945 asli
"Kalau kita mau jujur, apakah arah perjalanan bangsa ini semakin menuju apa yang dicita-citakan para pendiri bangsa ini, atau semakin menjauh dari cita-cita yang tertuang dalam nilai-nilai Pancasila dan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945? " Tanya Fahri Lubis
Oleh karena itu, Fahri Lubis terus tegas untuk menata ulang Indonesia, bukan soal Copras-Capres. Hal ini dilakukan demi menghadapi tantangan masa depan yang akan semakin berat bagi anak cucu.
"Untuk itu kita harus kembali kepada Pancasila. Agar kita tidak menjadi bangsa yang durhaka kepada para pendiri bangsa. Agar tidak menjadi bangsa yang tercerabut dari akar bangsanya. Agar kita tidak menjadi bangsa yang kehilangan jati diri dan karakter," ungkapnya
Lipsus: TJ