Subang - Humas BRIN. Pengembangan pertanian presisi akan menjadi solusi dalam mengatasi tantangan pembangunan pertanian yang semakin kompleks, karena adanya perubahan iklim, degradasi dan alih fungsi lahan, serangan hama, penyakit, serta munculnya isu ketidakpastian keberlanjutan produksi pangan dan pertanian. Berbagai teknologi dikembangkan untuk mengenal pertanian yang mengutamakan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Teknologi 4.0 menjadi tantangan untuk mewujudkan peningkatan produksi pertanian berkelanjutan, sehingga kebutuhan masyarakat terkait pertanian dan pangan dapat terpenuhi.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan Webinar Internasional secara online yang bertemakan “Precision Engineering in Agriculture Machineries”. Dalam kesempatan ini terpantau presensi kehadiran pada zoom meeting diikuti sekitar 232 peserta dari berbagai daerah tanah air dan peserta didominasi dari kalangan dunia pendidikan/perguruan tinggi, pada hari Rabu, 20 Setember 2023.
Hadir dalam kesempatan ini Puji Lestari selaku Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) – BRIN, menyampaikan sambutan hangat "Selamat Datang" dalam webinar internasional yang diselenggarakan oleh Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG) dengan topik "Rekayasa Presisi pada Mesin Pertanian”. Ia sampaikan bahwa dalam mengikuti webinar ini, yakin semua peserta berada pada tempat dan waktu yang tepat, dan mengajak semua peserta mempercepat pertukaran ide dan peningkatan praktik yang baik dalam penelitian dan pengembangan teknik presisi pada mesin pertanian, ungkap Puji.
Puji menjelaskan, teknologi 4.0 telah muncul sebagai kerangka teknologi menjanjikan yang digunakan untuk mengintegrasikan dan memperluas proses manufaktur baik ditingkat intra maupun antar organisasi. Kemunculan teknologi 4.0 dipicu oleh perkembangan terkini di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan ilmu multidisiplin. Perkembangan dan kemajuan teknologi diera 4.0 akan memberikan serangkaian solusi terhadap meningkatnya kebutuhan akan informasi dalam sebagian besar permasalahan kehidupan. Teknologi 4.0 secara dramatis meningkatkan tingkat industrialisasi, informasi, dan digitalisasi manufaktur secara keseluruhan untuk mencapai efisiensi, kompetensi, dan daya saing yang lebih besar, terutama dalam pengembangan teknologi tepat guna, jelas Puji.
Lebih lanjut Puji menyampaikan, Penerapan rekayasa presisi melalui teknologi 4.0 dapat diartikan sebagai sistem pertanian yang memadukan informasi dan teknologi untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola seluruh variabilitas disektor pertanian untuk memperoleh manfaat yang optimal dan berkelanjutan dengan tetap menjaga dan melindungi lingkungan. Penerapan rekayasa presisi memberikan dampak positif pada sektor pertanian dan pangan. Penerapan sensor dan kecerdasan buatan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air untuk mencapai kelestarian lingkungan di bidang pertanian. Pengembangan mesin pertanian berbasis Internet of Things (IoT) memberikan nilai tambah di bidang pertanian dengan membantu petani dalam bercocok tanam, memanen, dan mengatasi kekurangan tenaga kerja, ungkap Puji.
Sementara Achmat Sarifudin selaku Kepala PRTTG dalam sambutannya mengatakan, topik seminar online kali ini adalah Rekayasa Presisi Mesin Pertanian. Penerapan rekayasa presisi pada tahap penelitian dan pengembangan mesin pertanian tidak bisa dihindari. Metode presisi harus diterapkan selama tahap perancangan, pembuatan, dan pengujian. Konsep presisi juga harus diadopsi dalam bidang teknologi tepat guna termasuk peralatan atau mesin dan rekayasa proses. Oleh karenanya, periset PRTTG menyertakan teknologi 4.0 sebagai salah satu alat yang harus dilengkapi dalam rekayasa presisi, sambut Achmat.
Lebih lanjut Achmat menjelaskan, bahwa teknologi 4.0 telah muncul sebagai kerangka teknologi menjanjikan yang digunakan untuk mengintegrasikan dan memperluas proses manufaktur baik di tingkat intra maupun antar organisasi. Oleh karena itu, teknologi tepat guna harus mampu mengadaptasi konsep teknologi 4.0 dalam perkembangannya. Ia berharap melalui penerapan rekayasa presisi, pusat penelitian di PRTTG akan memperoleh standar yang lebih tinggi dalam pembuatan mesin pertanian dan pengolahan makanan, jelas Achmat.
Sebagai penutup, Achmat menyampaikan bahwa pada seminar online ini telah menghadirkan para ahli di bidang teknik presisi diantaranya: Dr. Engr. Muhammad Tuseef Asghar dari Department of Farm Machinery and Power, University of Agricultura, Faisalabad, Pakistan dalam memaparkan topik Proses Pengeringan dari Perspektif Teknik. Dr.Eng. Ir. Agung Wibowo, MT dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam memberikan kuliah singkat mengenai peran sistem presisi untuk pengembangan produk. Bapak Bambang Budiyono dari PT. Wafiq Mitra Teknik dalam memberikan pencerahan tentang Proses Teknis untuk Mendukung Rekayasa Presisi. Pembicara terakhir yaitu Dr. Slamet Widodo dari Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University dalam memberikan penjelasan mengenai Sistem Kontrol Untuk Mendukung Pertanian Cerdas. Akhir kata, ia berharap pada semua peserta mendapatkan seminar online yang sangat produktif dengan diskusi dan pertukaran pengetahuan yang menarik dan menyemangati. Semoga Tuhan memberkati kita semua dengan kesehatan yang baik sehingga acara ini sukses dan menyenangkan!, tutup Achmat.(sp)
Moeso Andrianto selaku moderator pada acara webinar ini memberikan konklusi sebagai berikut: Precission engineering merupakan sebuah spesialisasi dari proses manufaktur dengan produk yang kompleks, keakurasian dan ketoleransian tingkat tinggi. Precission engineering pada peralatan pertanian di industri sangat krusial untuk meningkatkan kualitas produk dan effisiensi prosesnya. Kegiatan riset kedepannya sangat menarik untuk dilakukan seperti pengembangan material maju yang dapat meningkatkan effesiensi dari process pengeringan dan beberapa riset mengenai pengembangan sistem kontrol pada area pertanian, (sp.ecp/da).