Iklan

Iklan

BRIN, Perluas Penerapan Riset Teknologi Tepat Guna Budi Daya Magot untuk Pengolahan Sampah

klikindonesia
18 Okt 2023, 12:03 WIB Last Updated 2023-10-18T05:03:25Z


Subang. Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) berbasis STEM (Science Technology Engineering and Mathematics) merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar. Untuk mewujudkan program tersebut, sebanyak 30 orang gurutenaga pengajar dan 10 orang perwakilan siswa SMA Negeri 2 Subang mengunjungi Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG)-BRIN Subang pada hari Selasa (17/10). 

Secara umum kegiatan kunjungan ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan dan pembelajaran di bidang teknologi dan sains. Kunjungan ini mengangkat tema “Gaya Hidup Berkelanjutan”, dengan topik “Sampahku Sampahmu Kekuatan Kita”.

Kepala SMA Negeri 2 Subang, Edi Sugandi dalam sambutannya mengatakan “Sangat senang dapat diterima berkunjung di kantor PRTTG-BRIN Subang, kami mendapatkan sambutan yang baik, dapat menikmati ruangan kantor yang sejuk, dan dapat melihat bangunan kantor BRIN yang megah.  Secara khusus maksud dan tujuan kami datang berkunjung saat ini adalah untuk mencari informasi yang berkaitan dengan program P5 di SMA Negeri 2 Subang yaitu mencari informasi terkait teknologi pengolahan sampah, ketertarikan kunjungan ini dimana kami mendapat informasi bahwa di BRIN Subang ini ada riset teknologi pemusnah sampah dan riset pengolahan sampah, nah ini tentu berkaitan dengan kegiatan STEM dalam program P5 pada pembinaan siswa, karenanya kami datang berkunjung ke kantor BRIN ini”, ungkap Edi.

Edi menjelaskan, bahwa program P5 adalah suatu pembinaan disetiap sekolah mulai dari tingkat PAUD hingga tingkat SLTA, dan masing-masing sekolah memiliki target tersendiri yang harus dicapai sesuai dimensi yang akan dikembangkan yaitu bagaimana siswa untuk dapat memahami pengelolaan sampah atau gaya hidup berkelanjutan, jelas Edi.

Lebih lanjut Edi sampaikan, bahwa salah satu penyebab global warming saat ini adalah gejolak sampah yang kian meningkat disekitar kita khususnya di Kabupaten Subang. Oleh karenanya, pengetahuan teknologi pengolahan sampah menjadi sangat penting untuk dipahami semua kalangan khususnya para pelajar sekolah. Pada hari ini kami merasa senang mendapatkan pengetahuan tentang riset teknologi pengolahan sampah dengan memanfaatkan media budidaya maggot BSF (Black Soldier Fly). Ia berharap semua kalangan agar memiliki pemahaman yang sama bahwa penanganan sampah khususnya di Kabupaten Subang terjadi 1000 ton perhari, maka dalam pengelolaannya menjadi tanggungjawab bersama. Disinilah peranan kami sebagai guru-guru pendidik di sekolah untuk menerapkan pemberian pengetahuan riset teknologi tepat guna pengolahan sampah pada para siswa, dengan demikaian para siswa turut ambil bagian dalam penanganan sampah disekitar, ungkap Edi. 

Sementara periset PRTTG-BRIN, Yose Rizal Kurniawan menyampaikan materi tentang riset pengolahan sampah dengan metode RDF dan metode BSF. Ia mengatakan merasa senang karena bisa bertemu dengan para guru-guru dan perwakilan siswa dari SMA Negeri 2 Subang, karena dalam penyampaian informasi hasil riset teknologi tepat guna pada pengolahan sampah dapat tersampaikan dengan baik dan menjadi perhatian serius oleh guru-guru dan perwakilan siswa yang hadir. Ia berharap penyampaian informasi hasil riset teknologi tepat guna bisa lebih jauh lagi oleh pengajar di SMA Negeri 2 Subang, dimana sekolah ini memiliki potensi karena salah satu sekolah yang memiliki murid terbanyak di Kabupaten Subang, ungkap Yose.

Yose menyampaikan, para guru dan siswa SMA Negeri 2 Subang datang berkunjung hari ini bertujuan ingin mengetahui apa saja aktivitas periset yang ada di PRTTG-BRIN, khususnya penelitian tentang pengolahan sampah. Ia melihat nampak para guru dan siswa cukup tertarik dan antusias menyimak materi yang disampaikannya khususnya teknologi proses budidaya magot, karena dianggap cukup baru dalam mengolah sampah saat ini, jelas Yose.

Yose menjelaskan, bahwa maggot atau belatung yang dihasilkan dari telur lalat hitam sangat aktif memakan sampah organik, karenanya dapat berfungsi mengurangi jumlah pembuangan limbah organik. Dimana magot pada usia sepuluh hari hingga lima belas hari sudah mempunyai pola makan yang tinggi terhadap sampah organik, sehingga saatnya untuk dipanen dan diberikan pada peternak, magot sangat efektif untuk menghabiskan atau melenyapkan sampah organik, jelas Yose.

Lebih lanjut Yose menjelaskan, bahwa untuk budi daya magot cukup mudah karena hanya membutuhkan perlengkapan yang sederhana  yaitu rumah jaring (bisa dari rangka kayu) sebagai tempat pengembangbiakan lalat BSF, kotak biopon sebagai tempat pembesaran maggot, dan baskom untuk tempat penetasan. Sementara proses pengembangbiakan dari telor menjadi mini larva sampai 10 hari menetas, sebagian dimanfaatkan untuk pakan ternak dan sebagian untuk dikembangbiakkan dengan cara menempatkan di rumah jaring. Magot dewasa akan tumbuh atau keluar sayapnya yang disebut lalat tentara hitam, setelah lalat tentara hitam maka lalat ini mencari pasangan untuk bereproduksi hingga mati, dan setelah mati baru bisa dipanen oleh pembudidaya untuk ditetaskan kembali menjadi magot baru, demikian seterusnya, jelas Yose.

Adapun metode RDF merupakan metode berbasis pemilahan dan pembakaran. Berbeda halnya dengan metode BSF yang menggunakan sampah organik, metode RDF memilah sampah berdasar pada sampah yang mudah dibakar dan sulit dibakar. Komponen sampah yang mudah dibakar diolah lebih lanjut menjadi bahan bakar, sedangkan sampah yang sulit dibakar seperti kaca dan logam di daur ulang. Aplikasi metode RDF diterapkan pada riset mesin pemusnah sampah yang diberi nama MPS100. Mesin ini menggunakan bahan bakar dari oli bekas untuk membakar sampah pada suhu 800-900°C, asap yang dihasilkan harus lolos uji emisi. Hasil riset mesin pemusnah sampah ini akan diperbanyak, ini puluhan lokasi di kabupaten Subang bekerjasama dengan PT Dahana, SMK Cibogo, Pemkab Subang dan PT BJB.

Koordinator Humas BRIN Subang Sael Pane, berperan mewakili Kepala PRTTG (Achmat Sarifudin, Ph.D.) menyampaikan sambutan dengan hangat atas kunjungan oleh pihak guru-guru dan perwakilan siswa SMA Negeri 2 Subang. Ia berharap kunjungan ini dapat menambah pengetahuan teknologi dan sains yang bermanfaat untuk diterapkan pada kalangan pelajar, yang tentunya bermanfaat dari pemberian informasi hasil riset oleh periset BRIN hari ini, khususnya untuk pemanfaatan riset teknologi tepat guna pengolahan sampah disekitar. Selanjutnya ia juga menyampaikan materi gambaran umum tentang profil BRIN dan profil PRTTG, pungkasnya.

Pada sesi akhir pertemuan, Sael dan tim humas mengajak para guru dan siswa untuk survei ke fasilitas laboratium dan workshop PRTTG dengan tujuan agar para guru-guru dan siswa lebih dalam lagi mengetahui aktivitas periset pada ruang laboratorium dan ruang pengembangan permesinan pengolahan pangan yang ada di PRTTG.
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • BRIN, Perluas Penerapan Riset Teknologi Tepat Guna Budi Daya Magot untuk Pengolahan Sampah

Terkini

Iklan