Subang. Teknologi pengolahan pangan merupakan hal yang penting saat ini, dimana Negara Indonesia pangan pokoknya masih banyak tergantung pada beras dan terigu, sehingga perlu pengetahuan / teknologi pengembangan untuk pemanfaatan bahan pangan alternatif berbasis komoditas lokal sebagai sumber karbohidrat baik untuk bahan pengganti /subsitusi makanan pokok beras/ terigu.
BRIN melalui Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG) Subang dalam Kunjungan dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA SMP se-Kabupaten Subang pada Kamis, (26/11), memperkenalkan riset teknologi pengolahan pangan berbasis non terigu. Hadir sebanyak 70 orang guru Mata Pelajaran IPA se-Kabupaten Subang.
Dalam Sambutannya mewakili Kepala PRTTG BRIN, Koordinator Humas Kawasan Sain BRIN Subang Sael Pane, menyambut hangat kunjungan ini dan merupakan bentuk layanan eksternal BRIN kepada mitra pengguna. Berkaitan dengan Teknologi Tepat Guna (TTG) Pengolahan Pangan, sudah tepat kiranya apabila Tim MGMP melakunkan kunjungan ke PRTTG BRIN, yang salah satu tugas pokok dan fungsinya dalam riset dan pengembangan peralatan TTG yang teruji secara komprehensif, ungkapnya
Selanjutnya Sael menyampaikan materi secara umum tentang profil BRIN dan profil PRTTG, untuk lebih mengenal dan mengetahui apa saja teknologi yang ada pada BRIN khususnya riset TTG yang dilakukan di PRTTG-BRIN Subang. Nampak para peserta dalam kegiatan ini cukup tertarik dan sangat antusias atas materi yang disampaikan. Para peserta menyampaikan beberapa pertanyaan secara spesifik terkait proses pemanfaatan teknologi pengolahan pangan berbasis non terigu dan komoditas lainnya.
Sementara Ketua MGMP IPA SMP Kabupaten Subang, Dian Sariati dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan berkunjung ke BRIN yaitu untuk menambah pengetahuan dan wawasan para guru-guru tentang TTG, khususnya teknologi di bidang pengelolaan pangan. Hal ini berkenaan dengan akan adanya program/kegiatan pada lomba Sainspreneur Exhibition yang akan diselenggarakan ditingkat SMP se-Kabupaten Subang pada bulan Desember 2023 mendatang, jelas Dian.
Lebih lanjut Dian sampaikan, bahwa di wilayah Kabupaten Subang terdapat tanaman-tanaman khas, misal ; nanas, rambutan, pisang, jambu dan lainnya yang dianggap cukup potensial untuk diolah menjadi bahan pangan, Oleh karenanya para guru-guru IPA harus memiliki ilmu pengetahuan di bidang teknologi pengolahan pangan. Tentunya menjadi ide-ide baru bagi para guru yang dapat diteruskan kepada anak didik dalam rangka meningkatkan/mewujudkan kewirausahaan di sekolah masing-masing, ungkap Dian.
Diakhir sambutannya, Dian sampaikan ucapan terimakasih atas sambutan yang baik dan motivasi yang diberikan oleh BRIN. Ia berharap, ilmu yang didapatkan bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, tutup Dian. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap tenaga pendidik dalam pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk memikirkan solusi terhadap kesinambungan ketahanan pangan Nasional.
Terkait dengan materi Teknologi Pengolahan Pangan, Periset PRTTG-BRIN, Umi Hanifah selaku koordinator kegiatan teknologi pengembangan pangan porang menyampaikan bahwa penggunaan fasilitas riset di PRTTG khususnya terkait fasilitas laboratorium riset teknologi pengolahan pangan porang telah ada sejak tahun 2021, dimana aktivitas risetnya sudah berjalan dengan baik”.
Umi menjelaskan pula ciri-ciri dari buah porang. Hal ini dikarenakan selama ini masih banyak masyarakat belum mengenal buah porang dan belum mengetahui karakteristiknya. “Porang adalah salah satu bentuk pangan sehat yang mengandung serat tinggi dengan kalori yang rendah, mineralnya tinggi, dan memiliki antioksidan, sehingga bahan pangan porang ini menjadi solusi yang tepat untuk alternatif pengganti pangan dari beras, jelas Umi. “
Pada kesempatan ini Umi menyampaikan, bahwa Presiden Joko Widodo telah menggalakkan budidaya tanaman porang, namun pemasarannya kurang efektif sehingga banyak umbi porang yang dieksport, oleh karenanya periset BRIN berupaya untuk memanfaatkan porang agar dapat diolah lebih lanjut menjadi bahan pangan yang bermanfaat khususnya dalam meningkatkan ekonomi bagi para petani, ungkap Umi.
Lebih lanjut Umi menyampaikan materi tentang teknologi pengolahan pangan berbasis non terigu porang, dimulai dari alur proses dan peralatan pengolahan porang yaitu : pemrosesan umbi basah porang segar hingga menjadi bubur porang. Kemudian dari bubur porang dilanjutkan pengolahannya dengan menggunakan peralatan Teknologi Tepat Guna yang menghasilkan produk turunan/aplikasi tepung glukomanan menjadi produk-produk pangan berbasis porang, jelas Umi.
Harapannya dengan Kunjungan ini dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi guru-guru yang tergabung dalam MGMP IPA se-Kabupaten Subang untuk ditularkan kepada siswa didiknya serta menumbuhkan inovasi di sekolah berbasis permasalahan yang ada dan potensi lokal setempat yang diwujudkan melalui Lomba Etnosains-Enterpreneur Desember mendatang