Iklan

Iklan

BRIN, Pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG) Untuk Pengemasan dan Distribusi Komoditas Hasil Pertanian

klikindonesia
17 Nov 2023, 11:25 WIB Last Updated 2023-11-17T04:25:43Z



Subang. Kualitas komoditas hasil pertanian menjadi perhatian penting oleh konsumen, pada sektor Industri dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) kualitas produk saat ini menjadi parameter terpenting nomor dua setelah harga yang dapat mempengaruhi daya beli konsumen. Oleh karena itu, dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk menjadi faktor penting bagi Industri dan UMKM untuk dapat terus mempertahankan daya saing di pasar. Peningkatan kualitas diharapkan mampu memenuhi kebutuhan konsumen untuk mendapatkan produk yang berkualitas dan aman untuk dikonsumsi. Penerapan teknolologi tepat guna (TTG) untuk komoditas hasil pertanian sangat diperlukan untuk dapat mengurangi risiko mutu dan risiko lainnya di sepanjang rantai produksi.


Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berperan dalam penguatan inovasi Iptek dalam pengembangan riset-riset TTG. “Dengan memanjatkan puji syukur atas hikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga pada pagi hari ini kita masih diberikan kesempatan untuk mengikuti acara webinar dari PRTTG-BRIN yang mengambil tofik “Pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG) Untuk Pengemasan dan Distribusi Komoditas Hasil Pertanian”, sambutan Achmat Sarifudin selaku Kepala PRTTG-BRIN pada pembukaan Webinar Nasional yang ketiga tahun 2023 yang dilaksanakan melalui zoom meeting, hari Kamis (16/11).


Achmat menyampaikan, pada kesempatan ini PRTTG kembali mengundang dua narasumber inti yaitu dari Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University, Bogor yaitu Ibu Dr. Ir. Emmy Darmawati, M.Si dan Guru Besar Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University yaitu Bapak Prof. Dr.Eng. Ir. Taufik  Djatna, M.Si., pada kedua narasumber ini ia berharap kiranya berkenan untuk memberikan ilmunya terkait dengan pengemasan dan distribusi komoditas pertanian bagi para peserta webinar yang hadir saat ini, ungkap Achmat.

Achmat menjelaskan, satu-satunya pusat riset di Organisasi Pertanian dan Pangan (ORPP)-BRIN yang bergerak dari sisi manufaktur peralatan TTG yang teruji secara komprehensif dan memiliki satu bidang yang sangat relevan dan harus dilakukan dalam rantai pasok komoditas pertanian dan pangan yaitu bagaimana kita mengemas, menyimpan dan mendistribusikan komoditas pertanian tersebut dari on farm sampai dengan ke user/customer. 


Lebih lanjut Achmat menjelaskan, bahwa dalam proses pengemasan, penyimpanan dan distribusi tentu saja banyak hal yang perlu dikaji secara mendalam, karena hasil pertanian itu juga memiliki karakteristik yang khas dan unik yang berbeda-beda akomoditasnya, faktor-faktor yang salah dalam penanganan, pengemasan dan penyimpanan komoditas pertanian tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan mutu berupa kerusakan baik itu secara fisik mikrobiologi dan mungkin kimia, sehingga nilai dari komoditas pertanian itu akan turun, faktor-faktor dalam penyimpanan pengemasan sangat banyak aspek-aspek selama rantai pasok tersebut harus diperhatikan dalam pelaksanaannya. 


“Kami dari TTG melalui Kelompok Riset Pengemasan, Penyimpanan, dan Distribusi Komoditas Pertanian menyelenggarakan webinar ini dengan harapan bahwa kita bisa belajar mengenai teknologi-teknologi yang terkait dengan hasil pertanian, dan sekarang kita masuk di dalam era dimana kita menggunakan platform digital untuk membantu kita di dalam pelaksanaan monitoring komoditas pertanian melalui teknologi 4.0, untuk itu kita juga meminta ahlinya untuk bisa men-share ilmunya bagaiman implementasi pengembangan teknologi di dalam mendistribusikan komoditas pertanian. Harapan dari pelaksanaan webinar pada pagi hari ini agar benar-benar kita semua peserta bisa memanfaatkan ilmu yang diberikan dalam menambah pengetahuan dan wawasan untuk diimplemantasikan di kehidupan dan juga yang lebih penting bagi para periset di PRTTG-BRIN adalah kolaborasi dalam riset dengan seluruh stakeholder yang ada dan tentu saja untuk meningkatkan kapasitas kita sebagai periset di PRTTG-BRIN dan membawa manfaat bagi masyarakat Indonesia umumnya”, jelas Achmat.


Narasumber pertama Emmy dalam sambutannya menyampaikan, mengucapkan terimakasih kepada pihak BRIN yang telah mengizinkan dirinya untuk mengisi pada webinar ini. Ia menyampaikan senang bisa bertemu kembali dan bisa saling berinteraksi untuk berbagi keilmuan khususnya pada bidang yang ia tekuni tentang TTG pengemasan dan penyimpanan.


“Webinar pada pagi hari ini kiranya mendapat berkah dari Allah untuk bisa memberikan kemanfaatan kepada yang hadir, berdasarkan tema hari ini yaitu pengembangan teknologi tepat guna untuk pengemasan komoditas hasil pertanian, pada prodi teknologi pasca panen keilmuannya adalah lebih kepada teknologi pasca panen dan merupakan satu-satunya teknologi yang ada di Indonesia”. Kemudian ia menyampaikan harapannya, terselenggaranya webinar ini bisa membangkitkan semangat penelitian-penelitian yang bertujuan untuk lebih memaksimalkan dan memajukan pertanian di Indonesia terutama dari aspek bagaimana melakukan pengemasan dengan aman, mendistribusikan sampai kepada konsumen dan bisa berkompetisi di dalam peraturan perdagangan Internasional, harapnya bagi para peneliti-peneliti dari BRIN yang akan melanjutkan pendidikannya dipersilahkan atau dengan sangat senang untuk berkolaborasi”, ungkap Emmy.


Adapun yang ia sampaikan materi pada tiga sub bagian yaitu kemasan dan fungsinya, perkembangan teknologi kemasan, dan kemasan tepat guna. Ia jelaskan bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai alat untuk wadah saja tetapi adalah sebagai pelindung atau pengaman, kemudian berkembang lagi memberikan kemudahan terutama dalam proses pindah loading dan unloading untuk keperluan logistik dan distribusi, untuk konsumen sendiri memberikan kemasan itu menjadikan mereka nyaman untuk membawa dan membuka dan sebagainya, berikutnya bahwa kemasan itu menjadi bagian dari pada brand dan bagian dari sistem informasi yang menunjukkan atau menyampaikan apa yang ada di dalam produknya.


Emmy menjelaskan sistem distribusi, misal pada salah satu jenis buah salak, dilapangan kita mendapatkan berbagai sistem kemasan maupun berbagai bahan kemasan yang digunakan dalam bahasa lokal adalah besek, ayaman bambu, keranjang, karton, plastik kontainer yang  pendistribusiannya sesuai pasar dan lokasi yang dituju. Kemudian ia jelaskan bahwa proses distribusi tidak terlepas dari kerusakan mekanis karena adanya getaran, gesekan, dan tumpukan, maka para pelaku dalam distribusi mengembangkan metode-metode untuk melakukan perlindungan salah satunya adalah dengan memberikan kemasan pengisi atau kertas yang dipotong-potong/cacah agar produk dapat posisi yang stabil untuk mengurangi tekanan gesekan antar buah.


“Pendistribusian dengan perlindungan yang lebih baik akan memberikan peningkatan masa simpan dan akan bisa lebih banyak area yang bisa dijangkau dalam proses distribusinya”, jelas Emmy.


Lebih lanjut Emmy menyampaikan bahwa, perkembangan teknologi kemasan merupakan suatu kemasan yang dimodifikasi pada pelapisan, kemasan aktif, dan kemasan termal, pengembangan tersebut adalah untuk pengawetan makanan yang lebih baik dan manfaat kenyamanan ektra bagi konsumen, memperpanjang umur simpan, meningkatkan keselamatan dan keamanan pangan. Pada aspek kemasan tepat guna harus sesuai target pasar; pasar institusi (modern), sesuai kebutuhan fungsi kemasan yaitu perlindungan kerusakan fisiologi; mekanis, memperluas jangkauan distribusi, kemudahan handling, menarik konsumen, seterusnya mudah diterapkan dan dapat memberi nilai tambah, pungkas Emmy.


Sementara narasumber kedua Taufik menyampaikan pemaparan meteri tentang Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) dalam logistik dan rantai pasok sistem produk komoditas pertanian. Ia sampaikan bahwa diperlukan motivasi terhadap contoh-contoh apa saja yang akan dihadapi dalam tantangan ke depan, bagimana komponen-komponen dan arsitektur sistem informasi bisa diterapkan dalam pengelolaan bisnis dilogistik dan jaringan rantai pasok yang berbasis pertanian. Harapannya agar para peserta webinar hari ini bisa memahami aplikasi fungsi IT diterapkan di dalam logistik dan rantai pasok, ungkap Taufik.


Dalam kesempatan ini ia memberikan penjelasan data teknik analytical dan mengharapkan para peserta bisa mengintegrasikan dan mengkolaborasikan pada pihak yang terlibat atau stakeholder untuk optimasi supply chain. Sebagai contoh motivasi, bagaimana penerapan IT di dalam logistik dan rantai pasok, dengan pertimbangan tiga pihak mulai dari pengirim yang melibatkan perantara dan moda transportasi; semisal kereta, kapal laut dan pesawat. Hal tersebut memerlukan aplikasi IT dimulai dari pencetakan awal dan pemesanan secara online, tentunya dengan pemanfaatan IT diterapkan secara efektif dan efisien. Contoh di bidang pertanian dalam membantu petani swadaya bagaimana mengaplikasikan traceability TBS berbasis blockchain cerdas dan edge computing supaya tetap ketelusuran dari rantai pasok logistik sampai ke pabrik kelapa sawitnya dapat diikuti. 


“Target tantangan kita dari sisi trust cara masing-masing pemain di dalam rantai pasok dan logistik itu bisa terbangun untuk saling menguntungkan, inilah keuntungan dari teknologi blockchain yang dikembangkan untuk semua stakeholder, pada area yang cukup jauh dapat diperkuat dengan teknologi blockchain dan edge computing melalui mekasnisme yang dapat memperkuat signal radionya untuk mencakup ke wilayah yang jauh”, jelas Taufik.


Selanjutnya Taufik memberikan penjelasan materi tentang; manajeman IoT, proses bisnis/elemen kunci logistik, konsep kunci logistik, tujuan logistik, proses dasar generik logistik, peralatan logistik rantai dingin, kemampuan Teknologi Informasi (TI), sistem informasi logistik. Pemberian materi ini ia sampaikan dengan maksud agar semua peserta webinar dapat memanfaatkan penerapan aplikasi TI untuk logistik dan rantai pasok sistem produk komoditas pertanian, jelas Taufik.


Hadir dalam Webinar Nasional PRTTG ini Bapak Pradeka Brilyan Purwandoko, selaku Ketua dan para anggota Kelompok Riset Pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG) Untuk Pengemasan dan Distribusi Komoditas Hasil Pertanian PRTTG, para periset PRTTG dan Manajemen Iptek BRIN serta para undangan dari berbagai daerah di Indonesia yang masuk pada link zoom meeting sebanyak 209 peserta. Nampak dalam kesempatan webinar ini para peserta sangat antusias dan cukup mengerti atas penjelasan materi yang disampaikan oleh kedua narasumber, karenanya menimbulkan banyak pertanyaan-pertanyaan dan terjadi interaksi tanya jawab atas keingintahuan peserta webinar terkait kemasan tepat guna dan pemanfaatan penerapan aplikasi IT dalam logistik dan rantai pasok sistem produk komoditas pertanian. (sp).
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • BRIN, Pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG) Untuk Pengemasan dan Distribusi Komoditas Hasil Pertanian

Terkini

Iklan