Iklan

Iklan

BRIN, Riset Peralatan Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk Ketahanan Pangan

klikindonesia
25 Nov 2023, 15:20 WIB Last Updated 2023-11-25T08:20:56Z


Subang- Pangan olahan merupakan makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan tanpa bahan tambahan. Pangan olahan tertentu adalah pangan olahan untuk konsumsi bagi kelompok tertentu dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatan kelompok tersebut. Ketahanan pangan diatur dalam UU nomor 18 tahun 2012 merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.


Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), secara berkesinambungan melakukan riset peralatan TTG yang dapat meningkatkan dan menjaga ketersediaan pangan,” jelas Maulana sebagai  Perekayasa Ahli Pertama di PRTTG-BRIN pada pemberian materi dalam rangkaiankegiatan pada Insight Every Friday (BRIEF) yang mengangkat tema “Peralatan Teknologi Tepat Guna untuk Ketahanan Pangan” melalui zoom meeting, pada hari Jumat (24/11).

“Faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan antara lain iklim dan cuaca, teknologi, lahan pertanian, sarana dan prasarana, kondisi ekonomi, politik, sosial dan keamanan”.


“PRTG-BRIN, telah melakukan riset dan inovasi dibidang peralatan teknologi tepat guna meliputi perancangan, manufaktur, pengujian, dan implementasi. Pada proses perancangan ada beberapa kebutuhan desain yang harus disiapkan yaitu kapasitas, daya dari alat/mesin, akses peralatan, dan penggunanya. Pada proses manufaktur, dimana tim riset melakukan pemilihan proses dalam pembuatan komponen, analisa perakitan sampai setiap komponen tersebut tersusun menjadi satu kesatuan, selanjutnya dilakukan tahap pengujian pada mesin secara komprehensif pada mesin yang dirancang untuk mendaptkan performa yang optimal dan berfungsi dengan baik, kemudian tahap implementasinya dilakukan di mitra atau pengguna TTG,” jelas Maulana. 

“Beberapa contoh riset yang telah dilakukan di PR TTG diantaranya; teknologi pengolahan ikan di Selat  Nasik, teknologi pengolahan coklat di Poso dan Palu, dan teknologi pengolahan kopi di Sumba”.


Sebagai bahan informasi, Maulana menyampaikan bahwa peralatan di PRTTG telah mengimplementasi risetnya yaitu melakukan kerja sama riset dengan berbagai mitra seperti; PT. Garuda Food, PT. Perdana Jaya Lestari, Bekasi, PT. Bukit Dewi Manggung, Universitas Pasundan, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Lampung.  Sementara beberapa perusahaan sudah melisensikan hasil riset dari PRTTG yaitu; PT. Hinoka Alsindo Teknik Bekasi, CV. Cocofie Kuningan, PT. Noang Prima Utama Subang dan PT. Lokal Komoditi Indonesia Yogyakarta. Bentuk kerja sama lainnya yaitu berupa hibah atau pemberian kepada UKM/ industri kecil, dan melakukan pelatihan keterampilan terkait TTG, ungkap Maulana.

Sementara Dita Aprilina sebagai Analis Diklat BRIN menyampaikan, bahwa tujuan dari program pelatihan ini nantinya agar peserta mampu merancang, merakit, dan menguji peralatan TTG yaitu peralatan mesin pertanian dan pangan sesuai kaidah perancangan, prosedur dan keselamatan kerjanya. Kemudian ia menyampaikan harapannya yaitu sasaran keterampilannya adalah tertuju kepada para peserta pelatihan dari pelaku usaha UMKM/Industri, akademisi, dosen atau mahasiswa,” ungkap Dita.

Lebih lanjut Dita menyampaikan, bahwa keuntungan yang diperoleh para peserta pada pelatihan ini yaitu mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan terkait TTG dari periset BRIN, mendapatkan sertifikat, dan pendampingan pengembangan peralatan TTG yang insentif, ungkap Dita. (sp)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • BRIN, Riset Peralatan Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk Ketahanan Pangan

Terkini

Iklan