Iklan

Iklan

BRIN, Terapkan Metode TRIZ untuk Riset dan Inovasi Peralatan Teknologi Tepat Guna

klikindonesia
9 Nov 2023, 15:05 WIB Last Updated 2023-11-09T08:05:52Z



Subang. Potensi pengembangan teknologi tepat guna di Indonesia sangatlah banyak, hal ini terlihat dari hasil-hasil inovasi yang tumbuh di masyarakat terutama dikalangan dunia pendidikan, misalnya hasil inovasi-inovasi masyarakat lokal yang diadakan di banyak daerah dan inovasi-inovasi pada kegiatan lomba inovasi teknologi tepat guna dari tingkat SLTA hingga Perguruan Tinggi. Inovasi-inovasi tersebut adalah penemuan baru yang melengkapi dan membuat lebih baik dari sebelumnya yaitu berupa peralatan-peralatan TTG yang mampu menjawab permasalahan yang ada dimasyarakat.  

Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berperan dalam penguatan inovasi Iptek dalam pengembangan peralatan TTG dan meningkatkan nilai tambah (value addition and product development). Oleh karenanya, PRTTG-BRIN Subang menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema “Penerapan Metode TRIZ untuk Riset dan Inovasi Peralatan Teknologi Tepat Guna”, pelaksanaan penyelenggaraan webinar ini dilaksanakan melalui zoom meeting pada hari Rabu (08/11). 

Webinar Nasional PRTTG pada kelompok Riset Mesin Dinamis ini merupakan yang pertama diselenggarakan di tahun 2023 dan diprakarsai oleh Kelompok Riset Pasca Panen Mesin Dinamis PRTTG. Hadir dalam kesempatan ini Achmat Sarifudin selaku Kepala PRTTG-BRIN, Yusnan Hasani Siregar selaku Ketua Kelompok Riset Pasca Panen Mesin para anggota periset Mesin Dinamis PRTTG, Risdiyono sebagai narasumber inti (Ketua Asosiasi Praktisi TRIZ Indonesia (INTRIZ) dan Dosen senior di Universitas Islam Indonesia), dan para peserta webinar dari berbagai daerah di Indonesia yang masuk pada link zoom meeting sebanyak 298 peserta. 

Achmat dalam sambutannya menyampaikan rasa kegembiraannya atas terselenggaranya kegiatan Webinar Nasional pada kelompok riset mesin dinamis di bidang pengelolaan pangan ini, ia menyampaikan terimakasih kepada narasumber inti yaitu Bapak Risdiyono yang berkenan hadir untuk memberikan atau berbagi ilmu maupun pengalamannya di bidang TTG, sehingga diharapkan dapat lebih mencerahkan para periset dan kalangan masyarakat pengguna TTG yang hadir pada webinar ini.

 Ia sampaikan bahwa PRTTG dituntut melakukan riset-riset teknologi tepat guna yang presisi dalam menghadapi persaingan global dan era industri 4.0. TTG merupakan teknologi yang dirancang bagi suatu masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, ke-etis-an, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. 

“Dalam mencapai hal tersebut diperlukan penerapan metode inovasi yang lebih efektif, sistematis, dan ilmiah. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ). TRIZ suatu ilmu baru yang akan mendukung kegiatan riset dan inovasi TTG. TRIZ merupakan metode terstruktur untuk pemecahan masalah dalam pengembangan teknologi tepat guna, dapat diterapkan untuk pengelolaan pelaksanaan riset TTG secara komprehensif, untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. 

Oleh karenanya, webinar ini bertujuan untuk mengenalkan metode TRIZ dalam mengatasi permasalahan dalam proses riset dan inovasi teknologi tepat guna, dan untuk penerapannya diberikan dalam sesi pemberian studi kasus”, ungkap Achmat.

Lebih lanjut Achmat sampaikan, bahwa untuk memaksimalkan fungsi dari inovasi yang dihasilkan dan agar dapat dijadikan contoh diperlukan penelitian dan pengembangan bagi inovasi-inovasi tersebut. Penelitian dan pengembangan (litbang) peralatan TTG dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam bentuk desain, fungsi dan manfaat dari suatu teknologi melalui proses penelitian, pengkajian, uji coba dan fasilitasi, jelas Achmat.

Sementara Risdiyono menyampaikan dalam sambutannya menyampaikan, TRIZ merupakan salah satu metode yang mendefinisikan masalah-masalah teknis yang digunakan untuk memecahkan masalah yang kemungkinan langkah langkah dalam penyelesaiannya tidak diketahui.

Dalam pemecahan masalah yang sederhana, kita dapat menggunakan TRIZ, yaitu dengan memanfaatkan 39 parameter dan 40 prinsip inovasi TRIZ.
“Penerapan metode TRIZ sebagai tool untuk memecahkan masalah dan pengembangan inovasi. Masalah adalah gap antara kondisi saat ini (current state) dengan kondisi yang diharapkan (desire state). 

Munculnya masalah menjadi peluang/trigger untuk melakukan inovasi. Inovasi merupakan proses creating value (menciptakan nilai) dengan mengaplikasikan solusi yang bagus untuk menyelesaikan masalah. Value merupakan fungsi dari suatu system dibagi dengan biaya dan harm (sisi negatif). Semakin tinggi nilai fungsionalnya maka cost dan harmfull nya akan naik. Value akan naik jika fungsi naik, cost dan harmfull turun”.

“TRIZ merupakan pendekatan untuk menaikkan function dengan menurunkan cost dan harm, sebagai ideal system. Menaikkan value merupakan kombinasi dari 3 nilai: fungsi, cost, harmfull. Sehingga inti dari TRIZ adalah menaikkan value.
 
Contoh kasus: perkembangan Handphone; awalnya besar, berat, fungsinya hanya sebagai alat komunikasi, mahal, terkini ringan, canggih, fungsinya banyak (smart) dan harga kompetitif”, ungkap Risdiyono
Risdiyono menjelaskan, Sistem tool adalah untuk meningkatkan kreativitas, ide, inovasi dan pemecahan masalah. 

Ia katakan bahwa G.S. Altshuller telah menciptakan teori problem solving TRIZ (Teoriya – Resheniya – Izobreatatelshikh – Zadatch). Penyelesaian masalah dengan mencari solusi-solusi yang bagus akan dipatenkan menjadi database tidak perlu karena Altshuller sudah membuat kelompok-kelompok paten menjadi 40 inventive principles. 

“TRIZ merupakan metodologi yang secara sistematik dapat menyelesaikan masalah berdasarkan logika dan data, bukan intuisi atau spontan. Konsep dasar TRIZ (tidak hanya berlaku untuk kasus engineering, bisa diimplementasikan di bidang sosial, kedokteran, ekonomi, dll)”.  

“Model of problem adalah visual representation (visualisasi permasalahan), permasalahan harus bisa didefinisikan dalam bentuk pemodelan fungsi, dalam TRIZ ada simbol-simbol yang memiliki makna pembacaan khusus yang harus dipahami. 


Permasalahan kita golongkan kedalam object yang kemungkinan akan terjadi usefull normal, usefull insufficient, usefull excessive, dan harmfull. Model of Solution, penyelesaian problem bisa menggunakan salah satu dari dua tipe kontradiksi, penentuan tipe kontradiksi akan mempunyai penyelesaian yang berbeda, dengan menentukan parameter yang sesuai pada matrix parameter”, jelas Risdiyono.

Pada akhir pemberian materinya, Risdiyono menjelaskan tentang studi kasus (case study); yang pertama Tumbler yaitu alat TTG berbentuk tabung berisi pasir, yang memiliki fungsi utama untuk memoles perhiasan logam menggunakan prinsip gaya sentrifugal.

Permasalahan: semakin cepat putaran semakin cepat proses pengamplasan, jika putaran ditingkatkan maka pasir akan menempel pada dinding tumbler sehingga proses pemolesan akan berhenti, solusinya dengan memvariasikan gaya sentrifugal yang bertujuan untuk mengurangi jumlah pasir yang menempel di dinding tumbler. 

Yang kedua mesin centrifuse, merupakan mesin yang memiliki fungsi utama untuk memisahkan cairan dan partikel menggunakan prinsip gaya sentrifugal, dimana bagian tabung harus diputar dengan kecepatan tinggi (3000 rpm), problem: putaran tabung tidak bisa mencapai 3000 rpm karena muncul getaran yang sangat besar saat tabung berputar. Problem solve: dibuat diagram Cause and Effect Chain Analysis (CECA) dari permasalahan, kemudian cek dengan technical contradiction atau physical contradiction, penyelesaian lain bisa dengan Scientific Effect, mengadopsi penyelesaian kasus yang sama dan telah ditemukan solusinya, jelas Risdiyono. (sp)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • BRIN, Terapkan Metode TRIZ untuk Riset dan Inovasi Peralatan Teknologi Tepat Guna

Terkini

Iklan