Subang. Produksi sampah terus terjadi setiap harinya, tanpa pengelolaan sampah yang baik, sampah akan menjadi sumber bencana dan penyakit, seperti sampah yang dibuang ke selokan menjadi sumber terjadinya banjir.
Pengelolaan sampah di Indonesia memiliki peranan masing-masing antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat. Oleh karenanya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)-Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG) mewujudkan pemanfaatan hasil riset Teknologi Tepat Guna (TTG) Mesin Pemusnah Sampah (MPS100) untuk penanganan sampah skala desa.
Hasil kolaborasi riset TTG antara BRIN dengan BUMN (PT. Dahana) di bidang penanganan/pengelolaan sampah dapat dimanfaatkan hingga pembuatan produk MPS-100 skala desa. Empat unit produk tersebut telah tersedia merupakan hasil karya para mahasiswa Politeknik Negeri Subang (Polsub) yang sedang melakukan PKL di PRTTG-BRIN. Pembuatan produk tersebut tidak terlepas dari adanya kolaborasi antara PT. Dahana dengan Polsub, dimana pihak PT. Dahana sebagai CSR atau pemberi dana untuk penyediaan bahan-bahan pembuatan MPS-100, sementara dari pihak Polsub untuk pembuatan produk tersebut yaitu melakukan kerjasama dengan PRTTG-BRIN, sambut Maulana Furqon selaku periset PRTTG-BRIN pada serah terima MPS-100 oleh pihak PT. Dhana dan Polsub kepada pihak Desa Padaasih, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Kamis (28/12).
Lebih lanjut Maulana sampaikan harapannya “Agar pemanfaatan hasil riset TTG MPS-100 dapat menyebar dan bisa mengatasi permasalahan sampah di Desa Padaasih, umumnya mengatasi permasalahan sampah yang ada di wilayah Kabupaten Subang. BRIN siap memantau dan melakukan pendampingan riset TTG pada MPS-100 untuk pemanfaatan penanganan sampah”, ungkap Maulana.
Dalam kesempatan ini Arie Sudaryanto selaku ketua periset PRTTG-BRIN menyampaikan bahwa “Produk MPS-100 yang disimulasikan para mahasiswa Polsub pada praktek pembakaran sampah di kantor Desa Padaasih masih ada minor sedikit namun sudah mencapai kualitas 98%. Oleh karenanya, MPS-100 buatan mahasiswa Polsub sudah layak untuk dimanfaatkan pihak penerima oleh Desa Padaasih, pengujian sudah dilakukan dan lulus emisi aman.
“MPS100 berikut Burner Pembakar tersebut telah terdaftar Hak Kekayaan Intelektualnya ke Dirjen HKI, langkah berikut adalah mendapatkan mitra kerja untuk Lisensi Teknologinya agar proses hilirisasi hasil-hasil riset BRIN lebih cepat dapat dirasakan manfaaatnya oleh masyarakat di pedesaan sesuai dengan visi misi TTG”..
Lebih lanjut Arie sampaikan bahwa BRIN sudah melakukan kerjasama dengan pihak Polsub sejak tahun 2022 lalu, hal tersebut mejadi landasan payung hukum tindak lanjut periset BRIN untuk melakukan pendampingan dan pengembangan riset berkelanjutan. Oleh karenanya, pembuatan MPS-100 oleh para mahasiswa Polsub diharapkan menjadi role model untuk hilirisasi hasil-hasil riset TTG yang dapat dimanfaatkan, ungkap Arie
Sebagai informasi Arie juga sampaikan adanya kegiatan yang sama pagi hari di tempat yang berbeda dari pihak DLH Kab. Subang menyerahkan 32 unit MPS-100 kepada empat kecamatan di wilayah Kabupaten Subang, kegiatan tersebut juga memerlukan pendampingan yang kontinu oleh periset BRIN untuk pemanfaatan riset MPS-100 yang lebih luas dan berkesinambungan, ungkap Arie.
Ketua Unit Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PT. Dahana, Eman Suherman menyampaikan bahwa permasalahan sampah di Subang harus dilakukan secara kolaboratif, baik oleh pemerintah, akademisi maupun oleh masyarakat itu sendiri melalui teknologi TTG yang bisa di implementasikan di lingkungan, hal ini mengingat akan bahaya sampah bagi kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. “Kami berharap MPS-100 ini dapat dikelola dengan baik dan bisa direplikasi penggunaannya disetiap RT di lingkungan Desa Padaasih, dan akhirnya menjadi percontohan bagi penanganan sampah bagi desa lain di Kabupaten Subang,” ungkap Eman.
Asep Suwarna, Sekretaris Desa Padaasih menyampaikan rasa terima kasihnya atas kepedulian BRIN, PT. Dahana, dan Polsub pada pengelolaan sampah di Kabupaten Subang, khususnya di Desa Padaasih Kecamatan Cibogo. Menurutnya, alat MPS-100 sangat penting dalam penanganan sampah yang selama ini pemerintah kekurangan alat angkut, serta untuk mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir.
Sementara Susilawati selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin Polsub menyampaikn bahwa hasil riset PRTTG-BRIN pada pembuatan MPS-100 telah membuahkan hasil maksimal oleh para mahasiswa yang melakukan PKL di PRTTG. Ia katakan bahwa kegitan PKL merupakan implementasi PKS antara BRIN dengan Polsub, karenanya Polsub memanfaatkan hasil-hasil riset TTG untuk peningkatan kualitas para mahasiswa dan sekaligus untuk pemberdayaan SDM.