Iklan

Iklan

BRIN, Lakukan Pelatihan Operator Mesin Termal Pemusnah Sampah MPS-100

klikindonesia
30 Jan 2024, 10:16 WIB Last Updated 2024-01-30T03:16:06Z


Subang-Humas BRIN. Saat ini pengelolan sampah di wilayah Kabupaten Subang menjadi isu viral, sampah sering menjadi masalah yang krusial dimana terjadi peningkatan produksinya hingga mencapai 2 kg perhari dalam setiap rumah tangga. Banyak bencana di Kabupaten Subang ditimbulkan oleh sampah yang dibuang sembarangan hingga menyumbat saluran air dan menyebabkan banjir luapan selokan di lingkungan pemukiman, disamping itu juga tumpukan sampah yang tidak dikelola dengan baik berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan dan ketidaknyamanan bagi warga.


Beranjak dari kerjasama antara pihak Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG)-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Subang di bidang pengelolaan sampah terkait pemanfaatan riset Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam bentuk replikasi purwarupa sekaligus sebagai bentuk uji lapang dalam kondisi yang sesungguhnya di masyarakat. Hal tersebut merupakan salah satu partisipasi sivitas PRTTG-BRIN dalam menjaga lingkungan yang bersih dan nyaman bagi warga  di lingkungan Kabupaten Subang, sambut Arie Sudaryanto didampingi oleh Dadang D. Hidayat yang mewakili tim Inovator PRTTG pada saat kegiatan Pelatihan Operator Desa Penerima Distribusi Mesin Termal Pemusnah Sampah (MPS-100), kantor DLH Kab. Subang, Senin (29/1).


“Teknologi MPS-100 merupakan teknologi yang mengkonversi materi padat atau sampah menjadi gas dan residu yang lebih kecil volumenya. Kapasitas pemusnahan sekitar 100kg/jam dengan residu pembakaran sekitar 5%. Alat ini sederhana dengan konsep TTG pedesaan yang berbiaya murah dan bisa mudah dibuat replikasinya oleh bengkel lokal Desa. Sebagian besar peserta saat dilakukan demo pengoperasian MPS-100 mengatakan dengan percaya diri mereka mampu membuat sendiri MPS-100 karena SDM trampil dan Fasilitas Bengkel Lokal sudah tersedia. Operator MPS-100 harus mengetahui Standar Operation Prosedur (SOP) dalam pengoperasiannya dan perawatan. Kegiatan pelatihan yang rutin dan terpogram harus dilakukan secara terpadu dan ditindak lanjuti hingga operator memiliki pengetahuan bagaimana mengelola sampah domestik rumah tangga. Pemilahan harus dilakukan oleh masyarakat sebelum di kirim ke Unit Pengelola Sampah Desa. Konsep yang digunakan adalah Mengelola Sampah Dari Hulu (MSDH)”, ungkap Arie.


Lebih lanjut Arie menyampaikan materi kepada peserta pelatihan operator MPS-100 tentang informasi riset teknologi tepat guna, pengenalan bahan-bahan, perakitan, sistim pengoperasian, keamanan, output pembakaran sampah, pemeliharaan pada spuyer injektor dan burnernya. Hal tersebut disampaikan agar para peserta memiliki bekal pengetahuan dan wawasan dalam pengoperasian MPS-100 yang akan diserahkan oleh pihak DLH sebanyak 30 unit ke desa-desa dibeberapa kecamatan di Kabupaten Subang. “Pemanfaatan sisa pembakaran sampah juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, misal jadi pupuk untuk pertanian, disi lain bahwa penanggulangan sampah organik dengan media Magot/BSF”, papar Arie.


Sebagai penutup pemberian materi, Arie sampaikan bahwa PRTTG-BRIN telah mengembangkan alat MPS-100 dengan tujuan agar masyarakat memiliki solusi yang efektif dalam mengatasi sampah mulai dari hulu atau dari setiap rumah tangga. Pelatihan operator MPS-100 diharapkan dapat bermanfaat besar bagi para peserta yang hadir saat ini dan nantinya dapat lebih trampil dalam penanganan sampah di lingkungan Subang. Kami periset dari PRTTG-BRIN siap menerima kedatangan peserta untuk konsultasi bila ada kesulitan dalam mengoperasikan MPS-100, ungkap Arie.


Sementara Asep Heriyana selaku Sekretaris DLH Pemkab Subang menyampaikan informasi bahwa MPS-100 adalah hasil inovasi dari BRIN yang akan didistribusikan ke Desa/Kelurahan yang ada di Kecamatan Subang, Kecamatan Cijambe, Kecamatan Cibogo dan Kecamatan Jalancagak. Ia katakan sebelum pendistribusian alat ini pihak DLH mengundang tim periset BRIN dan teknisi untuk melakukan pelatihan hari ini kepada operator dari masing-masing Desa/Kelurahan, ungkap Asep.


Lebih lanjut Asep sampaikan, rasa senangnya atas terselenggaranya kegiatan pelatihan ini dan berharap hasil pelatihan dapat menambah pengetahuan peserta dalam pengoperasian MPS-100. Kemudian ia sampaikan terimaksih kepada pihak-pihak yang mendukung kegiatan pelatihan ini khususnya kepada pihak BRIN dan kepada pihak BJB yang sudah berkontribusi terhadap kegiatan ini serta kepada peserta pelatihan atas kehadirannya. Semoga pelatihan dan pengoperasian alat MPS-100 ini lancar dan bermanfaat baik dikemudian hari untuk lingkungan sekitar, ungkap Asep. 


Hadir dalam kesempatan ini Anggota DPRD Subang (Novaza Shinta) dan menyampaikan “Rasa berterimakasih dan bersyukur atas terlaksananya kegiatan pelatihan operator desa dalam menggunakan MPS-100. Selain itu ia sampaikan dari sampah masih ada lagi alat pencacah plastik dan seterusnya yang di buat oleh BRIN. Kemudian ia sampaikan harapannya, semoga alat MPS-100 dapat bermanfaat besar di wilayah Kabupaten Subang, mudah-mudahan kedepan masih ada lagi yang bisa kami bantu terkait penanganan sampah di Kabupaten Subang, ungkap Novaza. 


Dalam kesempatan ini, hadir peserta pelatihan sejumlah 30 orang yang berasal dari pengelola sampah perwakilan Desa/Kelurahan dari 4 Kecamatan tersebut. Tim periset BRIN, selain inovator PRTTG pada MPS-100 menghadirkan 3 orang teknisi yaitu Dadang Gandara, Tofik Yudi dan Azis Budi Setyawan. (sp.da). 


 
Peserta sedang menyimak penjelasan dari Dadang D. Hidayat  Inovator MPS-100 


 
Unit MPS-100 langsung diserah terimakan kepada Kepala Desa Sukahurip Kec. Cijambe Suba
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • BRIN, Lakukan Pelatihan Operator Mesin Termal Pemusnah Sampah MPS-100

Terkini

Iklan