Net9.com // Pada Peraturan Pemerintah (PP) N0. 31 Tahun 2006 Pasal 11 dinyatakan bahwa instruktur atau tenaga kepelatihan harus memenuhi persyaratan kualifikasi kompetensi teknis, pengetahuan dan sikap kerja. Artinya instruktur atau tenaga kerja kepelatihan yang ada di LPKS, BLK Komunitas dan LPKP Perusahaan paling tidak memiliki dua kompetensi, yaitu kompetensi teknis dan kompetensi metodologi pelatihan, yaitu :
Kompetensi teknis adalah kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan fungsional atau teknis suatu pekerjaan, sedangkan kompetensi metodologi adalah kompetensi yang berkaitan dalam melakukan delivery / penyampaian materi saat pelatihan kedua kompetensi tersebut secara komprehensif harus diterapkan saat melakukan pelatihan, sehingga materi yang disampaikan akan mudah diserap dan diaplikasikan.
Setelah mengikuti Kegiatan Bimbingan Teknis Lembaga Pelatihan Swasta Metodologi Level 4 Kabupaten Bogor tahun Anggaran 2024 ini, peserta diharapkan mampu menjadi seorang trainer yang handal dan kompeten, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja sesuai dengan unit kompetensi skema metodologi instruktur yang diikuti.
Pembinaan dan Pelatihan Metodologi Instruktur ini disusun secara sistematis, terencana, objektif dan tertelusur sehingga dalam pelaksanaan program ini dapat berjalan dengan lancar. Maka diharapkan para peserta Bimtek mampu memahami penjelasan yang disampaikan oleh instruktur yang kompeten dibidangnya dan lembaga pelatihan kerja tersebut juga dapat meningkatkan akreditasi lembaganya sehingga dapat menciptakan calon tenaga kerja ataupun tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing, demikian hal yang disampaikan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bogor Bapak Juanda Dimansyah, S.E, M.M saat pembukaan Pelaksanaan Kegiatan Bimtek LLS Metodologi Level 4 Tahun anggaran 2024 Kabupaten Bogor.
Kegiatan ini dilaksanakan di New Ayuda Hotel Jl. Raya Puncak KM. 17, Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor sebanyak 1 (satu) angkatan yang dilaksanakan tanggal 07 Agustus s.d 09 Agustus Tahun 2024.
Peserta kegiatan terdiri dari 40 orang terdiri dari LPKS sebanyak 37 peserta, BLKK sebanyak 3 peserta yang akan mengikuti Bimbingan Teknis Penerapan para peserta sendiri berasal dari Lembaga Pelatihan Kerja di wilayah Kabupaten Bogor.
Peran Instruktur
1. Memperhatikan dan bersikap positif;
2. Mempersiapkan baik isi materi pelajaran maupun praktek pembelajarannya;
3. Memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap peserta latih;
4. Memiliki sensitivitas dan sadar akan adanya hubungan antara Instruktur, peserta, serta tugas masing-masing;
5. Konsisten dan memberikan umpan balik positif kepada peserta latih.
Tujuan untuk para peserta bimtek Metodologi Level 4
• Instruktur harus bisa membangun hubungan yang baik dengan peserta pelatihan dengan memahami peran masing-masing dan didukung dengan metoda mengajar yang baik dan menarik.
• Instruktur perlu mengelola nilai-nilai dan sikap perilaku peserta pelatihan yang sesuai dengan budaya peserta pelatihan yang dianut.
• Instruktur menerapkan bimbingan kepada peserta pelatihan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
• Instruktur memonitor selama proses pembelajaran untuk mengukur sampai dimana pencapaian pembelajaran yang dilaksanakan.
Para Instruktur Menyusun Program Pelatihan Kerja secara Rumusan tertulis yang memuat secara komprehensif rancangan pencapaian kompetensi sebagai Pelatihan pedoman peleksanaan Yang penyelenggaraannya berdasarkan KURIKULUM berbasis kompetensi;
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Standar Kompetensi Kerja Khusus (SKKK)
Standar Kompetensi Kerja yang dikembangkan dan digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi tujuan internal perusahaan sendiri dan/atau untuk memenuhi kebutuhan perusahaan lain yang memiliki ikatan kerja sama dengan perusahaan yang bersangkutan atau perusahaan lain yang memerlukan.
Standar Kompetensi Kerja Internasional (SKKI)
Standar Kompetensi Kerja yang dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu perusahaan multi nasional dan digunakan secara internasional.
Keterampilan Instruktur Lembaga Pelatihan Kerja menentukan apakah program pembelajaran mereka akan berhasil atau tidak. Oleh karena itu, memperoleh keterampilan yang dibutuhkan adalah suatu keharusan bagi setiap pelatih terlepas dari jenis audiens yang dihadapinya. Keterampilan para pelatih mulanya dipelajari dari kegiatan pelatihan biasa hingga pada akhirnya menjadi pelatih itu sendiri.
Meningkatkan Kemampuan organisasi
Selain melatih para peserta pelatihan, tugas pelatih adalah berkoordinasi dengan sesama pelatih terlibat serta panitia penyelenggara. Dengan koordinasi yang baik, maka akan muncul kerjasama antar pelatih dan panitia sehingga mengakomodasi mereka dalam menyukseskan kegiatan pelatihan yang diadakan.
Mengembangkan Kreativitas
Seorang pelatih harus dapat memikirkan sebuah gagasan dan langkah yang baik untuk dapat menunjang keefektifan kegiatan pelatihan.
Dalam training for trainer, kreativitas seseorang dilatih dengan konsep pengembangan konstruk pemikiran masing-masing. Beberapa contoh dan penerapan konstruk pemikiran ini biasanya diadakan melalui serangkaian kegiatan sharing, diskusi dan praktek.
Pelatihan Instruktur atau pelatihan Metodologi level 4 harus terus diperbarui sesuai dengan tren karena ini adalah bidang yang berkembang pesat. Untuk mengembangkan keterampilan ini, instruktur dan pelatih harus memupuk keinginan belajar yang tak ada habisnya untuk memperluas pengetahuan mereka baik secara online maupun offline. Antusiasme untuk belajar terus menerus seperti itu menginspirasi peserta didik untuk melakukan hal yang sama.
Laporan : Fahri / Krisnamukti
