Iklan

Iklan

BRIN dan STTT Bandung Jajaki Kerjasama Rancang Bangun Mesin Plasma Ramah Lingkungan

klikindonesia
18 Okt 2024, 11:32 WIB Last Updated 2024-10-18T04:32:17Z

Subang - Humas BRIN. Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG)-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menerima kunjungan para dosen dari politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung. Kamis (17/10).


Achmat Sarifudin selaku Kepala PRTTG-BRIN menyampaikan bahwa kunjungan ini dalam rangka penjajakan kerjasama di bidang riset modifikasi material dengan teknologi plasma. PRTTG adalah salah satu dari tujuh Pusat Riset yang ada di lingkungan Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP)-BRIN yang domainnya di bidang pertanian dan pangan, PRTTG memiliki tupoksi dalam pengembangan teknologi peralatan pangan yang mendukung pertanian dan pangan, sementara terkait di bidang riset teknologi tekstil yang basisnya adalah bahan organik berada dan dapat dilakukan kolaborasi di Pusat Riset Agroindustri (PRA)-BRIN, pungkas Achmat.


Pada kesempatan ini Achmat memperkenalkan 4 orang tenaga ahli/periset yang ada di PRTTG-BRIN Subang yaitu para periset yang sedang menempuh program pendidikan S-3 yang bergelut di bidang riset teknologi plasma, tentang: bagaimana menggunakan teknologi plasma untuk memodifikasi pati beras, teknologi modifikasi pada perubahan-perubahan plasma, teknologi plasma untuk memodifikasi pati sorgum, dan teknologi plasma modifikasi kopi. Ia juga mengenalkan personil tim kerja sama BRIN dan para periset PRTTG lainnya yang bergelut di bidang riset teknologi plasma yaitu hasil sampling untuk menghasilkan gas dari pemanfaatan gas ozon dengan membuat reaktor untuk memodifikasi material bagaimana efektifitas reaktornya, riset teknologi modifikasi mesin, riset teknologi pangan, dan riset elektronika. Pengenalan tersebut ia sampaikan agar pihak STTT Bandung memiliki gambaran dalam menjajaki riset yang akan dikolaborasikan kedepan, terang Achmat. 

 

Achmat katakan, secara historis progres TTG yang dilakukan di PRTTG pada tahun 2021-2022 yaitu dimana  PRTTG membuat TTG sesuai kebutuhan pengguna/user misal; teknologi lingkungan, teknologi pangan, dan teknologi energi. Karenanya, periset harus membuat peralatan yang dibutuhkan dan membentuk kelompok-kelompok  riset yang pada waktu itu ada 5 kelompok riset terkait; peralatan mesin prapanen dan pascapanen, pengemasan penyimpanan, pascapanen termal, pasca panen non termal, dan mesin dinamis.


Pada pertemuan ini ia sampaikan agar ada pembahasan bagaimana memanfaatkan teknologi plasma itu atau digunakan untuk apa?, hingga memiliki gambaran untuk dikolaborasikan dengan explorer kearah; pertama bagaimana hasil sampling dikembangkan untuk proses pengawetan, pengeringan untuk perpanjang masa simpan produk pangan dan yang kedua adalah untuk memodifikasi yang basisnya pangan, misal; pati dan kopi, kata Achmat.


Sebagai penutup Achmat menyampaikan rasa senang dan berterimakasih atas kunjungan dari STTT Bandung. Ia berharap hasil pertemuan diskusi penjajakan riset teknologi plasma ini dapat berujung terjadinya kolaborasi riset teknologi plasma antara PRTTG-BRIN dan STTT Bandung, tutup Achmat.

 

Sementara Mohamad Widodo selaku dosen STTT Bandung mewakili 3 dosen lainnya menyampaikan, bahwa ia merasa senang dan berterimakasih mendapatkan sambutan yang baik dari pihak BRIN. Ia katakan kegiatan ini merupakan bagian dari riset yang sedang dikerjakan di STTT Bandung dengan pembiayaan program SPIRIT dari Kementerian Perindustrian dengan judul “Rancang Bangun Mesin Plasma Lucutan Berpenghalang Dielektrik (Dielectric Barrier Discharge) Bertekanan Atmosfir untuk Proses Penyempurnaan Tekstil Fungsional Ramah Lingkungan Tanpa Air”.


Penjajagan Kerja Sama diharapkan dapat untuk mendesains dan mendrafting dalam pembuatan peralatan TTG untuk diterapkan pada tekstil dengan menggunakan teknologi plasma, pungkas Widodo.


Lebih lanjut  Widodo tambahkan bahwa tujuan pihaknya datang berkunjung ke PRTTG-BRIN yaitu mendiskusikan pembuatan rangka alat/mesin plasma untuk proses penyempurnaan/modifikasi kain tekstil dan menjajaki kemungkinan kerjasama penelitian bersama terkait proses plasma maupun proses tekstil lainnya.


Pengembangan alat yang diharapkan adalah plasma generator berbasis Dielectric Barrier Discharge yang bermanfaat untuk proses penyempurnaan/modifikasi kain tekstil, karenanya dari hasil pertemuan ini ada tindaklanjut untuk finalisasi desain rangka alat plasma dan pembuatan alat sesuai desain, tambah Widodo. (sp.ecp.da/da).
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • BRIN dan STTT Bandung Jajaki Kerjasama Rancang Bangun Mesin Plasma Ramah Lingkungan

Terkini

Iklan