Media Group
NET9.Com
SUMSEL - LAHAT // Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 hanya tinggal hitungan hari. Tepatnya, pada tanggal 27 November 2024, seluruh masyarakat Indonesia akan menggunakan hak pilihnya untuk menentukan pemimpin di berbagai daerah.
Namun, di tengah persiapan menuju hari pemilihan, Isu-isu pelanggaran yang mencuat di berbagai wilayah mulai mencemari proses demokrasi ini. Salah satu daerah yang menjadi sorotan adalah Kecamatan Merapi Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, yang dilaporkan mengalami berbagai kasus pelanggaran, termasuk praktek politik uang (money politic).
Dalam beberapa hari terakhir, masyarakat Lahat diramaikan dengan beredarnya video yang memperlihatkan dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh dua pasangan calon (Paslon) Bupati Lahat. Paslon Nomor Urut 3,
Pasangan BERLIAN (Lidyawati-Haryanto),
yang belum teridentifikasi jelas, mereka disebut-sebut terlibat dalam praktik pembagian uang kepada masyarakat. Kasus ini mengundang perhatian luas dan menjadi Perbincangan panas di berbagai platform media sosial.Selasa,19 November 2024.
"Salah satu video yang menjadi viral memperlihatkan Pasangan BERLIAN Calon Bupati dan Wakil Bupati Lahat Nomor Urut 3, tengah membagikan uang secara langsung kepada Masyarakat warga Merapi di saat dengan tereng-terangan, Video tersebut dengan cepat menyebar di media sosial, menimbulkan polemik dan menciptakan Kontroversi di kalangan masyarakat. Adegan dalam video itu memperlihatkan yang secara terang-terangan menyerahkan beberapa lembar Amplop putih berisi uang kepada masyarakat, yang diduga sebagai bentuk politik uang guna mempengaruhi pemilih.
Sementara itu, sebuah video lain yang beredar memperlihatkan tim Paslon Nomor Urut 3 membagikan amplop kepada masyarakat. Namun, hingga saat ini, maksud dari pembagian amplop tersebut belum diketahui secara pasti. Beredarnya Video-video ini, meskipun belum sepenuhnya terverifikasi kebenarannya, menambah panas suhu politik di Kabupaten Lahat menjelang Pilkada.
Munculnya isu pelanggaran dalam Pilkada Lahat memicu pro dan kontra di tengah masyarakat. Salah satu Pemerhati Politik, Juga Ketua Laskar Merah Putih Kabupaten Lahat, DARMAWANSYA,SH/Iwan memberikan pandangannya terkait polemik yang sedang berlangsung. Menurut Iwan, situasi politik di Kabupaten Lahat saat ini sudah mulai tidak kondusif akibat berbagai tudingan pelanggaran yang dilontarkan kepada Pasangan Paslon Bupati.
"Isu yang saat ini bertebaran di berbagai platform media sosial dan pemberitaan media online terkait Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan para Paslon Nomor.3 ini menjadi Pro-kontra di tengah masyarakat yang mengakibatkan situasi saat ini tidak kondusif lagi,” kata Darmawansya (Ketua LMP - Macab Lahat pada. Selasa-(19/11/2024).
Darmawansya,SH menegaskan bahwa praktik money politic sangat jelas melanggar aturan dalam Pilkada dan bisa merusak proses Demokrasi. Dia menyoroti tidak adanya perbedaan signifikan antara cara yang dilakukan oleh Paslon dalam membagikan uang kepada masyarakat.
Menurutnya, baik Paslon Nomor Urut 3 maupun Paslon - paslon lain , jika benar terbukti melakukan hal tersebut, telah melanggar etika dan aturan dalam Pilkada.
"Dilihat untuk saat ini, tidak ada perbedaan cara yang dilakukan oleh Paslon Bupati Lahat tersebut. Kegiatan yang diduga dilakukan Tim Paslon Nomor Urut 3 tersebut jika benar terjadi itu termasuk pelanggaran, dan apa yang dilakukan oleh Calon Bupati Nomor Urut 3 itu sangat nyata memperlihatkan pelanggaran Pilkada dengan secara gamblang membagikan uang kepada masyarakat," ungkap Ketua Laskar Mereh Putih Kabupaten Lahat,
" Diminta kepada Pangwaslu, panwascam maupun PKD atau pun pihak yang terkait kiranya dapat menindak tegas Oknum-oknum pelaku money politic tersebut dengan tegas.
Untuk melihat video kli
Darmawansya,SH juga mengingatkan bahwa Pilkada merupakan salah satu bentuk pengamalan demokrasi di Indonesia. Oleh karena itu, menjaga proses Pilkada agar tetap bersih dan adil adalah tanggung jawab bersama. Dia menekankan pentingnya bersaing secara sehat dan menghindari praktik-praktik yang bisa merusak sistem demokrasi.
“Bersainglah secara sehat, ciptakan Pilkada yang beradab dan menjaga sistem demokrasi dengan baik. Karena setiap pelanggaran yang terjadi dapat merusak sistem demokrasi kita,” ujarnya dengan nada prihatin."
Jurnalis: Fr.45
Awdi Group