Iklan

Iklan

Pulsed Electric Field: Alternatif Pengembangan Teknologi Non Termal di Indonesia

klikindonesia
6 Nov 2024, 10:12 WIB Last Updated 2024-11-06T03:12:26Z

Subang - Humas BRIN. Pengolahan makanan menggunakan metode termal masih banyak dampak negatif, karenanya diperlukan alternatif yang dapat menggantikan pengolahan secara konvensional tersebut dengan metode pengolahan nontermal. Salah satu metode nontermal yang dapat dikembangkan adalah menggunakan kejutan listrik tegangan tinggi (Pulsed Electric Field/PEF). Metode pengolahan non termal ini dapat dinilai lebih efektif, ekonomis dan efisien tanpa mengubah warna, bau dan kandungan gizi produk olahan.

Webinar Nasional dengan tema “Pengembangan Teknologi Nontermal Pulsed Electric Field pada Sterilisasi Susu Segar Halal, Sehat, Aman, dan Berkualitas” diselenggarakan oleh PRTTG-BRIN yang difasilitasi oleh tim dari Kelompok Riset (Kelris) Teknologi Tepat Guna (TTG) Pasca Panen Non Termal di bawah koordinasi Dr. Ir. Darkam Musaddad, M.Si. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari webinar-webinar yang diselenggarakan oleh tim kelompok-kelompok riset yang ada di PRTTG-BRIN, sambut Achmat Sarifudin selaku Kepala Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada saat membuka Webinar Nasional, zoom meeting PRTTG-BRIN KS Subang, Selasa (5/11).

Achmat katakan, “peserta webinar hari ini akan belajar dari ahli dan praktisi di bidang PEF tentang bagaimana mengimplementasikan teknologi PEF di dunia industri. Karenanya ia sampaikan terimakasih kepada Bapak Anugerah Dany Priyanto, S.TP.,M.P., M.Sc. (Universitas Pembangunan Nasional Veteran) Jawa Timur yang sudah berkenan menjadi nara sumber/ pemateri untuk sharing mengenai pengembangan teknologi PEF dan potensi pemanfaatannya, juga terimakasih kepada Bapak Satriyo Pandunusawan,S.T.,C.T., NNLP dari praktisi (Direktur CV. Milkinesia Nusantara) sebagai nara sumber/ pemateri tentang pemanfaatan teknologi PEF secara riil pada proses sterilisasi susu segar.

“Melalui webinar ini, diharapkan dapat berkolaborasi dalam mengembangkan teknologi PEF sebagai teknologi yang applicable khususnya di Indonesia dan bisa diterapkan untuk sterilisasi mikroba patogen, dengan tetap dapat mempertahankan nutrisi yang terkandung di dalam bahan makanan. Teknologi PEF ini sangat potensial untuk sterialisasi produk-produk dalam bentuk cairan seperti “susu”, dan bisa diterapkan diberbagai macam pangan fungsional lainnya yang berbentuk cair, baik yang berasal dari buah-buahan atau yang berbasis basis karbohidrat’, kata Achmat.

Lebih lanjut Achmat sampaikan, Tim Teknologi Tepat Guna (TTG) pasca panen nontermal PRTTG-BRIN diarahkan untuk bisa mengeksplore berbagai macam teknologi yang dapat diterapkan di level UMKM, misal; teknologi yang terkait dengan UV, teknologi yang basisnya gelombang RF, dan teknologi yang basisnya penggunaan energi listrik menggunakan energi reaktor plasma (plasma dingin). Teknologi plasma diterapkan khususnya dibidang pertanian dan pangan. Penggunaan cold plasma dapat digunakan untuk modifikasi-modifikasi struktur bahan-bahan pertanian dan pangan serta untuk modifikasi-modifikasi karbohidrat. Tim juga mengeksplorasi hasil samping dari reaksi cold plasma berupa ozon untuk peningkatan masa simpan komoditas pertanian, mengeksplorasi mesin plasma nano bubble untuk meningkatkan masa simpan komoditas pertanian, dan memperpanjang masa simpan komoditas buah-buahan, pungkas Achmat.

Sebagai penutup Achmat sampaikan, PRTTG memiliki 7 kelompok Riset; 1) Kelris TTG pra panen dan pasca panen, 2) Kelris TTG pengemasan, penyimpanan dan distribusi komoditas pertanian, 3) Kelris TTG pascapanen termal, 4) Kelris TTG pascapanen nontermal, 5) Kelris TTG pascapanen mesin dinamis, serta 2 Kelris pelaksana (yakni manufaktur dan karakterisasi peralatan TTG). Pada webinar yang dikoordinasikan oleh tim Kelris TTG pasca panen nontermal mengusung tema  pengembangan teknologi PEF yang punya potensi digunakan dalam proses produksi susu segar, sehat, aman dan berkualitas dengan harapan akan mendapatkan kemanfaatan dan menjalin kolaborasi riset untuk pengembangannya di Indonesia, tutup Achmat.


Sementara Darkam Musaddad selaku Ketua Kelris TTG pascapanen nontermal  menambahkan/ menyampaikan bahwa “Kelris TTG pasca panen nontermal merupakan salah satu Kelris di PRTTG yang berkaitan dengan sistem penanganan dan pengolahan komoditas pertanian tanpa menggunakan energi panas meliputi kegiatan perancangan, manufaktur, dan pengujian peralatan TTG 4.0 untuk memperkecil kerusakan, memodifikasi sifat fungsi, dan meningkatkan umur simpan bahan pertanian. Sebagai Ketua Tim ia juga sampaikan bahwa “tujuan penyelenggaraan webinar ini adalah untuk memperkenalkan dan menambah pemahaman konsep inovasi TTG nontermal berbasis PEF berdasarkan tren teknologi 4.0, serta menggali potensi pengembangan TTG berbasis nontermal khususnya pada teknologi PEF terhadap susu segar dan dampaknya terhadap Kesehatan masyarakat” tambah Darkam.


Anugerah Dany Priyanto, dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur yang akrab dipanggil Dany menyampaikan materi spesifik tentang perkembangan PEF beserta potensi pemanfaatannya. Teknologi prosesing baik termal ataupun nontermal sudah banyak digunakan dengan berbagai varian produk  sudah banyak beredar dipasaran, terlabih produk teknologi termal.

“Produk PEF merupakan salah satu dari teknologi nontermal proses yang masih sangat minim, namun seiring berjalannya waktu produk PEF semakin meningkat terutama di negara-negara berkembang. Permentasi merupakan salah satu produk nontermal semisal dalam proses pengolahan kimhci. Selanjutnya ia sampaikan rangkaian materi meliputi: depkripsi, tujuan pengolahan, perbandingan termal dan non termal, dan beberapa contoh dari penelitian PEF yang dilakukannya baik untuk pangan maupun pertanian secara umum, pungkas Dany.


Satriyo Pandunusawan,S.T.,C.T., NNLP selaku praktisi/ pelaku UMKM start up pada CV. Milkinesia Nusantara di Kab. Ponorogo-Jawa Timur menyampaikan materi/ informasi tentang unit pengolahan susu sapi segar berbasis TTG-PEF, ia sampaikan informasi aktivitas penerapan teknologi PEFpada produk susu steril yang berkualitas dan mudah diterima oleh Masyarakat. Hal tersebut ia tekuni dan banyak belajar kepada tenaga ahli (Bapak Dany) serta berkolaborasi dengan pihak terkait sehingga menuai seperti saat ini, ungkap Satriyo.

Webinar Nasional yang diselengarakan oleh PRTTG-BRIN ini dihadiri sebanyak 233 peserta online/Zoom Meeting dan offline, para periset PRTTG-BRIN dan tim manajemen Iptek BRIN. (sp.ecp.da/da).
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Pulsed Electric Field: Alternatif Pengembangan Teknologi Non Termal di Indonesia

Terkini

Iklan