Netsembilan.com INDRAMAYU - Kantor PT Meindo pada proyek OO-OX Balongan Field PHE ONWJ Kabupaten Indramayu disegel. Penyegelan dilakukan lantaran PT Meindo belum membayar tagihan sewa kantor tersebut kepada PT Anugerah Sejati Perkasa (ASP), pemilik bangunan.
Direktur Utama PT ASP, Hendri Witriono, mengatakan pihaknya terpaksa menyegel kantor PT Meindo lantaran hingga pekerjaan selesai pihaknya belum menerima pembayaran sewa. PT ASP juga mengeluarkan surat peringatan keras batas waktu pembayaran.
Ia menjelaskan sebelumnya PT Meindo memberikan pekerjaan pembangunan kantor proyek OO-OX Field PHE ONWJ Balongan kepada PT ASP. Kantor lengkap dengan fasilitas itu kemudian sediaannya disewa PT Meindo. Namun hingga berbulan-bulan, PT Meindo tak kunjung membayarnya.
"Kami sudah cukup bersabar, tapi tidak ada itikad baik dari PT Meindo sehingga harus dilakukan penyegelan," tegas Hendri, Jumat 21 Februari 2025.
Pantauan di lapangan, gerbang utama terlihat dalam keadaan ditutup rapat dan digembok. Di gerbang ditempeli surat peringatan PT ASP untuk PT Meindo. Surat berisi batas waktu pembayaran yakni hingga dua hari sejak surat peringatan itu dibuat, Kamis, 20 Februari 2025.
Akibat disegel, sejumlah pegawai PT Meindo yang datang ke kantor pun tidak bisa melakukan aktivitas normal. Mereka tertahan di pintu gerbang lantaran akses masuk digembok.
Namun begitu mereka membantah penyegelan merupakan buntut belum dibayarkan nya sewa kantor. Sebab, kata mereka, hal itu sedang dibahas pada tingkat menajemen. "Belum, masih dibahas kantor pusat," ungkap salah satu pegawai seraya meminta agar namanya tidak disebutkan.
Sekadar informasi pengembangan lapangan OO-OX merupakan proyek optimalisasi lapangan minyak dan gas bumi (migas) yang berlokasi di lepas pantai utara Jabar. Seluruh kegiatan dibawah kendali oleh Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).
Sejumlah aktivitas operasi akan dimulai di 2024 ini, mencakup pemasangan satu anjungan tak berpenghuni baru, yakni OOA Platform dan dilanjutkan dengan instalasi pipa dari OOA Platform ke fasilitas pemrosesan darat di Balongan, Indramayu.
Proyek itu diproyeksikan dapat meningkatkan produksi sebesar 2.996 barel minyak per hari (BOPD) dan gas sebesar 21,26 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). (Ari)