NETSEMBILAN.COM | CIANJUR - Bertempat di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cianjur di Jalan Abdullah bin Nuh, Wakil Ketua III, Lepi Ali Firmansyah, dalam forum Konsultasi Publik Penyempurnaan Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Cianjur Tahun 2025-2029. Tekankan dua prioritas utama dalam pembangunan yaitu berorientasi pada sektor ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Hadir pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati Cianjur, Ramzi, Sekda Cianjur Cecep Alamsyah, Kepala Dinas Kesehatan dan para undangan lainnya.
"RPJMD merupakan dokumen strategis yang menjadi kompas, yang mengarahkan pembangunan menuju kesejahteraan masyarakat," ujar politikus yang biasa disapa Kang Lepi ini dihadapan semua peserta.
Menurut Kang Lepi, di bawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Cianjur baru, pembangunan wajib dilakukan dengan kesungguhan, memastikan kemakmuran dan keadilan, serta kemajuan yang berkelanjutan bagi masyarakat Cianjur.
Demikian pula pentingnya peningkatan produktivitas, efisiensi, serta pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.
"struktur ekonomi Cianjur didominasi sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan dengan kontribusi sebesar 32,3%. Sektor industri pengolahan menyumbang 7,9%, dan sektor pariwisata serta akomodasi sebesar 5,3%,. Sedangkan dari nilai investasi Jabar sebesar Rp.251 Trilyun, Cianjur hanya mendapatkan 0,5 Trilyun" papar dia.
Dalam dimensi kesejahteraan sosial, lanjut Kang Lepi, terutama persoalan Sumber Daya Manusia (SDM), Cianjur masih mengalami tantangan besar. Rata-rata lama sekolah (RLS) masyarakat Cianjur masih 7,22 tahun, jauh dari idealnya yakni 12,3 tahun. Partisipasi pendidikan usia dini baru 43,99%, sementara angka partisipasi sekolah pada jenjang 12-15 tahun hanya 77,13% dan pada jenjang 16-18 tahun hanya 68,83%.
"Ini berarti, masih banyak anak-anak di Cianjur yang belum mendapatkan akses pendidikan yang memadai, yang tentunya berimplikasi pada kualitas SDM di masa depan," tambahnya.
Kang Lepi memaparkan, persoalan kemiskinan dan pengangguran juga masih menghantui Kabupaten Cianjur. Saat ini, angka kemiskinan mencapai 10,22%, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata Jawa Barat dan nasional. Sementara tingkat pengangguran terbuka berada di angka 7,71%, menunjukkan bahwa, lapangan pekerjaan masih menjadi tantangan bagi masyarakat.
"Untuk mengatasi hal ini, diperlukan kebijakan yang mampu menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas, serta memberdayakan sektor-sektor ekonomi yang dapat menyerap tenaga kerja lokal," papar dia.
Di bidang infrastruktur, masih kata Kang Lepi, tantangan besar masih dihadapi dalam hal perbaikan jalan, jembatan, irigasi, serta penyediaan jaringan air bersih. Infrastruktur yang memadai merupakan tulang punggung pembangunan daerah. Karena tanpa konektivitas yang baik, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat akan sulit dicapai.
"saya mengharapkan adanya kolaborasi yang erat antara pemerintah, DPRD, dunia usaha, serta masyarakat. Dengan semangat gotong royong dan komitmen bersama, akan menjadi modal utama dalam mewujudkan Cianjur yang lebih sejahtera, berdaya saing, dan berkelanjutan," tutup Kang Lepi. (Ruslan Ependi)