Uji Pre Klinis Kolaborasi IMI-FK Unsoed-RAHO Club*
Malang,- Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), IMI (Institut Molekul Indonesia) dan RAHO Club (Reverse Aging dan Homeostasis) berkolaborasi melakukan penelitian inovatif uji pre klinis kombinasi Gelembung nano NO (Nitric Oxide), Mg (Magnesium), dan Gelembung Nano Hidrogen (GNH) sebagai potensi terapi baru dalam dunia medis. Langkah awal eksplorasi manfaat kombinasi NO, Mg, dan GNH terhadap kesehatan sel dan regenerasi jaringan sebagai terobosan Terapi Komplementer Teknologi Nano. Kombinasi NO, Mg, dan GNH. RAHO Club yang mensponsori seluruh biaya penelitian.
GNH hasil penelitian IMI, antioksidan mengurangi stres oksidatif yang menjadi penyebab berbagai penyakit kronis. Selain itu GNH memperbaiki fungsi endotel, meningkatkan metabolisme energi mitokondria serta untuk kesehatan kardiovaskular.
Mg, mineral esensial yang berperan dalam lebih dari 300 reaksi enzimatik dalam tubuh, termasuk menjaga kesehatan otot dan saraf, jantung, serta tekanan darah. Selain itu, Mg berperan dalam produksi energi (ATP), pembentukan tulang dan gigi, serta regulasi kadar gula darah untuk mencegah diabetes.
Sedangkan NO, masyarakat awam mengenal sebagai zat berbahaya dalam bentuk polusi udara. Salah satu gas beracun (radikal bebas) dalam asap rokok yang dihasilkan selama proses pembakaran tembakau dan dari asap kendaraan bermotor yang terbentuk selama proses pembakaran bahan bakar di mesin kendaraan pada suhu tinggi. Namun tubuh manusia mampu menghasilkan NO yang justru banyak manfaat.
Dalam tubuh, molekul gas NO diproduksi secara alami oleh sel endotel (lapisan pembuluh darah) dalam tubuh dan berperan penting dalam berbagai fungsi fisiologis seperti peran pentingnya dalam vasodilatasi dan peningkatan aliran darah, sehingga dapat membantu pengobatan penyakit kardiovaskular. Namun banyak faktor dapat menghambat produksinya seperti penuaan, penyakit, stres oksidatif dan gaya hidup yang salah.
Uji pre klinis ini, NO diberikan dalam bentuk gelembung berukuran nano. Fungsinya mempermudah masuknya NO ke dalam sistem tubuh karena ukurannya yang super kecil. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran perlunya dilakukan penelitian gelembung nano NO dan manfaatnya dalam tubuh.
Penelitian uji pre-klinis ini bertujuan mengevaluasi efektivitas dan keamanan kombinasi NO, Mg, dan GNH dalam mendukung terapi berbagai penyakit, dimulai dengan melakukan uji toksisitas akut terhadap sediaan uji kombinasi NO, Mg, dan GNH dalam larutan infus. Uji toksisitas akut ini diperlukan untuk menilai efek langsung dan rentang dosis yang aman,
Penelitian di LPPT UGM (Universitas Gajah Mada) dan Laboratorium Riset FK UNSOED dimulai 29 Mei 2024 sampai dengan 21 Agustus 2024. Tim peneliti menggunakan model hewan tikus jenis Sprague dawley untuk mengamati efek kombinasi tersebut terhadap berbagai parameter biologis.
Ketua tim penelitian, Dr. dr. Dody Novrial, M.Si.Med, Sp.PA., mengungkapkan “Hasil uji pre klinis khususnya uji toksisitas akut yang sudah dilakukan sebagai tahapan awal pengembangan bahan obat berdasarkan peraturan BPOM RI ini, mengindikasikan sediaan larutan gelembung nano NO, Mg dan GNH yang aman dengan parameter utama keamanan di LD50 dan dapat dilanjutkan pada penelitian selanjutnya dengan penyesuaian dosis”. LD50 atau Lethal Dose 50% merupakan jumlah zat yang bisa membunuh setengah dari kelompok hewan uji dalam sebuah percobaan.
Setelah dilakukan uji toksisitas akut dengan hasil yang aman, penelitian yang beranggotakan Dr. dr. Nur Signa Aini Gumilas, M.Biotech, Dhadhang Wahyu Kurniawan, S.Si, M.Sc, Apt, Ph.D, dan Nor Sri Inayati, S.Si, M.Biotech ini, akan dilanjutkan ke tahapan berikutnya yaitu uji toksisitas subkronik dengan penyesuain dosis.
Tujuan uji toksisitas subkronik untuk mengetahui kemungkinan adanya efek toksik setelah pemberian sediaan uji berulang dalam jangka waktu tertentu. Uji toksisitas subkronik ini dimulai 9 Desember tahun lalu dan direncanakan akan selesai pada Juli 2025.
Menjawab pertanyaan langkah lanjut penelitian, Dr Dody menjelaskan,
“Jika hasil uji pre-klinis menunjukkan keberhasilan, langkah berikutnya adalah uji klinis pada manusia untuk mengonfirmasi efektivitasnya lebih lanjut”, penjelasannya.
Kolaborasi ini menunjukkan pentingnya sinergi akademisi dan lembaga penelitian dalam menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas, serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan.
IMI berharap penelitian ini membuka jalan bagi pengembangan terapi medis berbasis kombinasi NO, Mg, dan GNH yang lebih aman dan efektif dalam menangani berbagai penyakit di masa depan.